Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Problematika Pembelajaran Nahwu Abdurrohman, Moh Asvin; Ulinnuhaa, Muhammad
AL-MIKRAJ Jurnal Studi Islam dan Humaniora (E-ISSN 2745-4584) Vol 4 No 02 (2024): Al-Mikraj, Jurnal Studi Islam dan Humaniora
Publisher : Pascasarjana Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/almikraj.v4i02.5350

Abstract

Bahasa Arab adalah bahasa Islam dan umat Muslim sejak munculnya Islam hingga hari ini, dan Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa ini sebagai petunjuk dan rahmat bagi seluruh alam. Dalam konteks pendidikan, bahasa Arab juga dianggap sebagai bahasa asing. Menurut kamus bahasa, "asing" berarti sesuatu dari luar negeri atau lingkungan. Oleh karena itu, bahasa asing adalah bahasa yang digunakan oleh seseorang dari luar lingkungan. Pengajaran tata bahasa Arab penting untuk memastikan keakuratan dalam pengucapan dan penulisan, meskipun kefasihan dan keterampilan menggunakan bahasa tidak hanya diperoleh melalui pengetahuan aturan-aturannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi problematika dalam pengajaran tata bahasa. Metode deskriptif kualitatif digunakan dengan mengumpulkan data dari literatur terkait. Problematika dalam pengajaran tata bahasa dibagi menjadi problematika linguistik dan non-linguistik. Problematika linguistik meliputi fonetik, kosakata, tata bahasa, dan penulisan. Sementara itu, problematika non-linguistik meliputi faktor guru, siswa, dan sarana. Problematika dari pihak guru mencakup metode pengajaran, buku ajar, waktu terbatas, latar belakang pendidikan siswa, dan motivasi belajar siswa. Problematika dari pihak siswa mencakup kurangnya motivasi, metode pengajaran yang tidak efektif, kekurangan buku, dan kondisi ekonomi yang kurang mendukung.
ISLAM, CHRISTIANITY, AND INDIGENOUS BELIEFS IN DIALOGUE: The Dynamics of Religious Coexistence in Indonesia’s Peripheries Kadenun, Kadenun; Abdurrohman, Moh Asvin
Asia-Pacific Journal on Religion and Society Vol 8, No 2 (2024): APJRS
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/apjrs.v8i2.37709

Abstract

This article explores the dynamics of interreligious relations in three peripheral communities of Indonesia—Jayapura (Papua), Sidenreng Rappang (South Sulawesi), and Dusun Sonyo (Yogyakarta)—based on an analytical reading of Hasse Jubba’s ethnographic work (2017). Using a qualitative approach rooted in ethnographic content analysis, the study examines how Muslims, Christians, Buddhists, and local religious communities (Towani Tolotang) sustain coexistence through social mechanisms, cultural values, and shared rituals. The findings reveal that interreligious relations at the grassroots level are not primarily shaped by formal state regulations or theological dialogue, but rather by everyday encounters, economic collaboration, and communal solidarity. The theoretical frameworks employed include structural functionalism, practical multiculturalism, interfaith dialogue models (Knitter), and ritual-symbolic theory (Turner). The three cases demonstrate that peripheral communities possess strong cultural capacities to manage religious diversity through pragmatic interfaith engagements and contextual collective spirituality. This study contributes to rethinking pluralism as a locally grounded, socially enacted, and spiritually embedded practice beyond formal frameworks.