Kepiting bakau adalah komoditas penting di Indonesia sejak awal 1980an. Hasil tangkapan kepiting bakau di alam tidak sesuai dengan permintaan konsumen dalam kuantitas dan kualitas. Budidaya menjadi solusi yang harus segera dikembangkan karena tangkapan alam masih sangat tinggi. Penelitian terkait penggunaan ekstrak bayam, murbei dan pakis telah dilakukan namun pengaruh perbedaan ekstrak untuk stimulasi molting pada kepiting bakau belum terdapat data optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh penggunaan ekstrak bayam, murbei dan pakis pada pakan kepiting terhadap proses stimulasi molting pada budidaya skala apartemen. Penelitian ini dilakukan mulai bulan September hingga Oktober 2023 dan bertempat di gudang CV Aula 21 Kelurahan Sayang-sayang Kota Mataram. Prosedur penelitian ini meliputi persiapan wadah budidaya, persiapan bibit, persiapan ekstrak dan pakan, pemberian pakan, pengamatan pertumbuhan dan pengukuran kualitas air. Parameter penelitian ini terdiri dari pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan bobot harian, tingkat kelangsungan hidup, efisiensi pakan, laju kecepatan molting dan parameter penunjang yang berbagai kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman ekstrak pada keong mas sebagai pakan kepiting bakau memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bobot mutlak, pertumbuhan bobot harian, dan efisiensi pakan. Pertumbuhan bobot mutlak tertinggi didapatkan pada perlakuan P2 (perendaman dengan ekstrak bayam) yang nilainya 135,6 g, pertumbuhan bobot harian tertinggi pada perlakuan P2 yang bernilai 1,15%, efisiensi pakan tertinggi pada perlakuan P2 yang bernilai 7,41%, dan laju kecepatan molting tercepat pada perlakuan P2 yang bernilai 15,8 hari. Sedangkan untukĀ tingkat kelangsungan hidup bernilai 100% pada semua perlakuan. Hasil penelitian disimpulkan bahwa perlakuan penambahan ekstrak bayam, ekstrak murbei, ekstrak pakis memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan stimulasi molting kepiting.Kata kunci : Ekstrak, Keong mas, Kepiting bakau, Molting