Kemampuan otot untuk meregang, yang membantu mencegah nyeri dan cedera, dan memungkinkan pergerakan sendi yang efektif dan efisien dikenal sebagai fleksibilitas otot (Oktafianti, Sundari, et al., 2020). Kerusakan pada otot hamstring tidak hanya dapat menyebabkan kehilangan keseimbangan dan kekuatan, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan pada tulang belakang lumbal (Oktafianti, Sundari, et al., 2020). Untuk meredakan nyeri nosiseptif, neuropati, dan muskuloskeletal, teknik non-invasif yang dikenal sebagai transdermal electrical nerve stimulation (TENS) digunakan, sedangkan Infrared (IR) adalah modalitas elektroterapi yang memancarkan energi elektromagnetik dengan penetrasi dangkal pada tubuh. Penelitian ini bertujuan mengukur pengaruh TENS dan IR terhadap fleksibilitas otot hamstring, baik secara bersamaan maupun terpisah. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain quasi-eksperimental (pre-test dan post-test). Penelitian berlangsung di Universitas Muhammadiyah Surakarta selama dua minggu, diikuti 60 mahasiswa berusia 19-24 tahun. Peserta dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing 20 orang. Perlakuan yang diberikan meliputi TENS dengan frekuensi 100 Hz selama 20 menit, infrared selama 15 menit, dan Passive stretching 3 set (10 detik per set). Hasil menunjukkan bahwa kombinasi TENS+IR menghasilkan peningkatan fleksibilitas tertinggi dengan selisih rata-rata 1.16250, diikuti IR+TENS sebesar 1.07875, dan Passive stretching sebesar 0.99250. Kesimpulannya, TENS+IR memberikan hasil terbaik untuk meningkatkan fleksibilitas hamstring.