Studi ini membandingkan kinerja Java dan Kotlin dalam pengembangan aplikasi Android, dengan fokus khusus pada efisiensi eksekusi, penggunaan CPU, penggunaan memori, dan kompleksitas kode. Pengujian dilakukan pada perangkat Xiaomi Redmi Note 12 dengan CPU Snapdragon 685 dan RAM 8 GB, yang melibatkan pengembangan aplikasi berbasis iterasi menggunakan perulangan while. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kotlin memiliki keunggulan dalam efisiensi kinerja, mampu mengeksekusi rata-rata 170.000 iterasi dalam 10-25 detik, sementara Java hanya mencapai 150.000 iterasi. Dalam hal konsumsi memori, Kotlin menggunakan 125 MB, lebih rendah dibandingkan Java yang mencapai 160 MB. Penggunaan CPU oleh Kotlin hanya sebesar 3%, jauh lebih sedikit dibandingkan Java yang mencapai 40%. Selain itu, Kotlin memerlukan 157 baris kode (LOC), lebih ringkas dibandingkan Java yang memerlukan 169 baris. Secara keseluruhan, Kotlin menawarkan keunggulan dalam efisiensi kinerja, pemanfaatan sumber daya, dan kesederhanaan sintaksis, menjadikannya pilihan yang lebih optimal untuk pengembangan aplikasi Android. Efisiensi ini dapat berdampak positif pada pengurangan konsumsi daya baterai, yang merupakan faktor penting dalam pengembangan aplikasi seluler. Meskipun Java dikenal memiliki stabilitas dan ekosistem yang mapan, penelitian ini memberikan panduan bagi pengembang dalam memilih bahasa pemrograman yang sesuai dengan kebutuhan proyek mereka. Pengembang yang mengutamakan efisiensi, penghematan memori, dan pengurangan kompleksitas kode mungkin lebih memilih Kotlin. Namun, jika stabilitas dan kompatibilitas dengan sistem lama menjadi prioritas, Java tetap menjadi pilihan yang relevan. Dengan hasil ini, pengembang memiliki wawasan yang lebih luas dalam menentukan bahasa yang sesuai dengan kebutuhan proyek mereka, baik dari segi efisiensi kinerja, pemanfaatan sumber daya, maupun kemudahan pemeliharaan kode.