Penelitian ini bertujuan untuk memahami keterlibatan supporter dari kalangan pelajar di SMA Negeri 1 Pangkalan Bun dalam tindak rasisme, aksi anarkis, dan kekerasan. Penelitian ini meninjau: 1) Karakteristik supporter kalangan pelajar, 2) Pandangan supporter futsal di kalangan pelajar tentang tindakan rasisme, kekerasan, dan aksi anarkis, 3) Pengalaman supporter di lingkungan sekolah terkait tindakan tersebut, serta 4) Pendapat supporter futsal di kalangan pelajar mengenai solusi untuk menangani tindakan rasisme, kekerasan, dan aksi anarkis. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara langsung dengan narasumber. Subjek penelitian adalah 10 peserta didik yang dipilih melalui purposive sampling, terdiri dari 8 laki-laki dan 2 perempuan. Analisis data dilakukan dengan analisis data tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasisme, aksi anarkis, dan kekerasan memang terjadi di kalangan supporter pelajar di SMA Negeri 1 Pangkalan Bun. Temuan utama dari penelitian ini meliputi: 1) ULTRAS SMANSA menunjukkan kekeluargaan erat, kekompakan absolut, dan solidaritas tinggi yang memicu fanatisme dan emosi yang mudah terpancing; 2) Supporter menyadari bahwa rasisme dapat berujung pada anarkis dan kekerasan, namun mereka cenderung tidak dapat mengendalikan diri sehingga terlibat dalam aksi tersebut; 3) Supporter SMA Negeri 1 Pangkalan Bun, atau ULTRAS SMANSA, pernah terlibat bentrok dengan supporter SMA Negeri 1 Kumai akibat saling menghina, yang berujung pada bentrok antar supporter; 4) Setelah bentrok, ULTRAS SMANSA menyadari dampak negatif dari tindakan mereka. Disarankan agar pihak sekolah memberikan bimbingan untuk meningkatkan kesadaran siswa serta menerapkan aturan tegas, seperti larangan mengikuti turnamen selama satu tahun, guna mencegah kejadian serupa di masa depan.