Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Potensi 7 Unsur Budaya sebagai Atraksi Wisata di Desa Gubukklakah Herlim, Elva; Suleman, Sean; Lorencius, Jasson; Natanael, Willie; Setiawan, Budi
Jurnal Pariwisata dan Perhotelan Vol. 2 No. 2 (2025): February
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/pjpp.v2i2.3434

Abstract

Desa Gubukklakah, yang terletak di Kabupaten Malang, memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata berbasis budaya melalui pengembangan tujuh unsur budaya universal. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk melihat peluang-peluang atraksi wisata yang ada di desa wisata Gubukklakah terutama di bidang budayanya. Menurut Koentjaraningrat 7 unsur budaya tersebut adalah bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian. Kemudian metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam jurnal ini, yaitu dengan metode kualitatif dengan teknik observasi dan wawancara. Narasumber utama yang diwawancarai merupakan pemimpin dari pokdarwis di desa wisata Gubukklakah itu sendiri. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan desa wisata Gubukklakah ini memiliki tujuh unsur budaya di dalamnya yang dapat dijadikan atraksi wisata di destinasi tersebut. Artinya desa wisata Gubukklakah memiliki potensi untuk menjadikan budaya sebagai atraksi wisatanya. Mulai dari bahasa di desa wisata Gubukklakah itu sendiri yang bisa menjadi ciri khas atau keunikan dari desa wisata tersebut, sistem edukasi dari desa wisata ini yang mengajarkan banyak hal terutama di bidang pertanian, kemudian datang dari organisasi masyarakatnya yang dapat menggerakkan desa wisata tersebut, sistem peralatan hidup dan teknologinya yang menggabungkan peralatan tradisional dan modern sehingga menjadi daya tarik yang unik, kemudian mata pencahariannya yang masih berfokus pada pertanian, sistem religinya yang masih cukup kental, dan yang terakhir adalah kesenian dari desa wisata ini yang sampai sekarang masih ada dan terus dipamerkan.