The increase in interest in reading the Qur'an is one of the signs that a person's love for the Qur'an has also increased. The culture of loving the Qur'an as an effort to strengthen Muslim identity must certainly be done by muslims themselves. One way to create this culture can be by involving organizations. This study examines strategies, supporting factors and inhibiting factors in building a Muslim culture that loves the Qur'an with a case study at the Jam'iyatul Qurra Wal Huffadz Student Activity Unit, Salatiga State Islamic University. The research approach used is a descriptive qualitative method. Data analysis: Data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawn. Data was obtained from the results of observations, questionnaires, interviews and documentation. The results show that in determining the strategy, there are four factors that are considered, namely observation of the surrounding environment, analyzing the chances of achieving a program, estimating possible threats and alternative solutions. Then there are seven rules that are the main focus in developing a strategy, namely the interpretation of the future, the existence of a plan, focusing on competitive advantages, top-down application, the existence of external orientation, flexibility, and centering on long-term results. Then, there are four supporting factors to build the culture, namely interest factors, motivational factors, habituation and repetition factors, and environmental factors. Furthermore, there are three inhibiting factors in building this culture, namely lazy attitudes and feelings, an attitude of responsibility that is not paid attention to, and the nature of angel srawung. [Peningkatan minat baca Al-Qur'an menjadi salah satu tanda kecintaaan seseorang terhadap Al-Qur'an juga meningkat. Budaya mencintai Al-Qur'an sebagai upaya memperkuat identitas muslim ini tentu harus dilakukan oleh muslim itu sendiri. Salah satu cara untuk menciptakan budaya tersebut bisa dengan melibatkan organisasi. Pada penelitian ini mengkaji tentang strategi, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam membangun budaya muslim yang cinta Al-Qur'an dengan studi kasus di Unit Kegiatan Mahasiswa Jam'iyatul Qurra Wal Huffadz Universitas Islam Negeri Salatiga. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif. Analisis datanya: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data diperoleh dari hasil observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa organisasi ini dalam menentukan strategi ada empat faktor yang diperhatikan yaitu pengamatan lingkungan sekitar, menganalisis peluang ketercapaian suatu program, memperkirakan ancaman yang mungkin terjadi, dan solusi alternatifnya. Kemudian ada tujuh aturan yang menjadi fokus utama dalam menyusun strategi yaitu adanya interpretasi masa depan, adanya rencana, berfokus pada keunggulan kompetitif, pengaplikasian dari atas ke bawah, adanya orientasi eksternal, fleksibilitas, dan berpusat pada hasil jangka panjang. Lalu, ada empat faktor pendukung untuk membangun budaya tersebut yaitu faktor minat, faktor motivasi, faktor pembiasaan dan pengulangan, serta faktor lingkungan. Selanjutnya ada tiga faktor penghambat dalam membangun budaya tersebut yaitu sikap dan rasa malas, sikap tanggung jawab yang kurang diperhatikan, serta sifat angel srawung.]