<![CDATA[Perkembangan teknologi yang semakin berkembang saat ini merupakan wujud nyata dari era 4.0. Perkembangan tersebut terus jadi dan salah satunya di sistem pembayaran. Dalam mewujudkan pembayaran yang mudah, aman, dan efisien untuk pelaku UMKM. Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) terus melakukan pengembangan sistem pembayaran. Pengembangan sistem pembayaran yang ada memiliki tujuan untuk mempermudah pelaku usaha UMKM. Salah satu perkembangan tersebut adalah sistem pembayaran QRIS. Sistem pembayaran QRIS tersebut mempunyai tujuan untuk mengurangi risiko pembayaran dan meningkatkan pelayanan jasa sistem pembayaran nontunai. Tujuan penulisan ini adalah ingin mengetahui apakah penerapan sistem pembayaran nontunai (QRIS) dalam usaha Lafitea telah optimal atau tidak dan mengetahui kendala yang ada jika penerapan sistem pembayaran nontunai (QRIS) belum optimal. Dalam penulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan pengambilan data dilakukan dengan cara teknik wawancara pada UMKM Lafitea. Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana sistem pembayaran QRIS di UMKM Lafitea, jumlah konsumen yang melakukan pembayaran menggunakan QRIS, dan bagaimana proses bisnis yang dilakukan usaha UMKM Lafitea. Selanjutnya terdapat diagram proses bisnis sistem pembayaran QRIS pada UMKM Lafitea. Diagram tersebut menggambarkan bagaimana bisnis yang dilakukan UMKM Lafitea dalam menggunakan sistem pembayaran nontunai (QRIS). Hasil yang ada menunjukkan UMKM Lafitea belum secara optimal menggunakan sistem pembayaran nontunai (QRIS) dan tidak sejalan dalam menunjang sistem pembayaran secara digitalisasi]]>
