Pernikahan merupakan ikatan suci yang berlandaskan pada komitmen dan tujuan bersama antar pasangan, seperti membangun keluarga, menciptakan kebahagiaan, serta memenuhi kebutuhan psikologis. Dalam konteks pernikahan jarak jauh atau Long Distance Marriage, di mana pasangan suami istri terpisah oleh jarak geografis, tantangan komunikasi menjadi sangat kompleks. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika komunikasi pasangan suami istri yang menjalani Long Distance Marriage atau pernikahan jarak jauh, khususnya di Desa Tanah Hitam, Bengkulu Utara. Metode penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam terhadap lima pasangan yang tinggal berjauhan. Data dianalisis menggunakan teori intensitas komunikasi yang diusulkan oleh DeVito (2010), yang menyoroti kedalaman dan keluasan pesan dalam interaksi pasangan. Analisis dilakukan dengan memperhatikan aspek keterbukaan, dukungan, kesetaraan, empati, dan sikap positif dalam komunikasi pasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika komunikasi keterbukaan komunikasi yang tinggi mampu membantu pasangan LDM mempertahankan hubungan yang harmonis. Terdapat perbedaan antara empati memberikan pemahaman komunikasi antara pasangan yang berkomunikasi secara personal dan yang hanya mengandalkan. Pasangan memberikan dukungan saling memberikan kepercayan walaupun sedang dalam kesulitan yang menunjukkan komunikasi interpersonal dengan dukungan emosional dan rasa positif cenderung memiliki hubungan yang lebih stabil dibandingkan yang hanya berkomunikasi secara memberikan rasa positif setiap harinya. Pasangan memberikan kesetaran bertanggung jawab bisa saling membuat pasangan tidak rebebani satu yang lainnya.Kata Kunci: Long Distance Marriage, Dinamika Komunikasi, Intensitas Komunikasi, Komunikasi Interpersonal, Pernikahan