<![CDATA[Penelitian ini mengeksplorasi dinamika adaptasi anak rantau terhadap budaya baru dalam lingkungan korporat di Indonesia, dengan fokus pada kompleksitas proses adaptasi yang melibatkan dimensi profesional, psikologis, sosial, dan kultural. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologis, penelitian ini melibatkan 25 informan yang telah bekerja minimal satu tahun di lingkungan korporat di kota-kota besar Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam semi-terstruktur dan observasi partisipan terbatas selama tiga bulan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa proses adaptasi anak rantau melewati empat tahapan distinct: survival, adjustment, integration, dan thriving, dengan periode kritis terjadi dalam tiga bulan pertama di mana 68% mengalami culture shock. Transformasi identitas profesional teridentifikasi sebagai proses dialektis yang menghasilkan pembentukan identitas hybrid, mengintegrasikan nilai-nilai tradisional dengan tuntutan profesionalisme modern. Modal sosial, terutama dalam bentuk komunitas perantau dan sistem mentoring, berperan crucial sebagai cultural translator dan support system. Penelitian juga mengidentifikasi digital adaptation gap sebagai tantangan kontemporer yang memerlukan strategi adaptif spesifik. Temuan penelitian menghasilkan framework pengembangan resiliensi adaptif yang mengintegrasikan empat komponen: psychological capital development, social support optimization, professional competency enhancement, dan cultural intelligence cultivation. Implikasi penelitian ini memberikan landasan teoretis dan praktis bagi pengembangan program onboarding dan support system yang lebih efektif untuk anak rantau dalam lingkungan korporat.]]>
