<![CDATA[Kehidupan manusia pada era digital sekarang ini telah mengalami degradasi dari nilai-nilai spiritualitas kekristenan. Mereka lebih suka kepada hal-hal yang bersifat duniawi ketimbang membawa dirinya lebih dekat dengan Tuhan. Banyak orang berharap adanya akhlak dan karakter yang baik dari setiap generasi termasuk generasi milenial sehingga tercapai masa depan yang gemilang. Fakta di lapangan yang terjadi saat ini justru menunjukkan keburukan karakter generasi muda ini. Berdasarkan fenomena ini, penulis berpendapat bahwa perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada generasi milenial agar memiliki kesadaran diri yang tinggi. Kesadaran diri agar memprioritaskan Tuhan sebagai sumber utama dalam kehidupan ialah suatu tindakan yang lebih baik dibanding mengutamakan hidup pada nilai-nilai moral yang buruk dan kontradiksi dengan ketetapan Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Penulis menggunakan berbagai sumber dan data seperti buku, artikel jurnal, website, dan penelitian lainnya. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa generasi milenial yang memiliki perilaku-perilaku moralitas dan spritualitas yang baik. Menjadi orang Kristen yang hidup tetap mengandalkan Tuhan berarti bahwa kehidupan orang Kristen harus memiliki kualitas yang baik di mata masyarakat, di mana standar kebenaran Allah menjadi dasar untuk bagi praktik hidup mereka. Kenyataannya, di lapangan hal yang mudah untuk memiliki dan mempertahankan integritas hidup yang baik, sebab secara esensial manusia sangat kompleks untuk menguasai dirinya dalam segala situasi. Apalagi manusia dinilai sebagai kepribadian yang mudah berubah-ubah kapan saja tanpa diketahui waktunya. Meskipun begitu, etika Kristen tetap menyoroti dan memberikan penilaian tentang apa yang dibuat atau dilakukan oleh manusia. Dengan demikian orang Kristen juga akan dimampukan Tuhan untuk melewati proses kehidupan yang sangat kompleks.]]>
