Gagal ginjal kronik adalah kerusakan struktur atau fungsi ginjal selama tiga bulan atau lebih yang membuat ginjal tidak dapat bekerja dengan baik, salah satunya dalam memproduksi hormon pembentukkan eritrosit. Pasien yang mengalami gagal ginjal kronik akan dirutinkan untuk melakukan terapi pengganti salah satu fungsi ginjal yaitu melalui prosedur hemodialisa. Secara umum, sebagian besar parameter hematologi berubah setelah prosedur hemodialisa karena dampaknya pada sistem ginjal dan produksi sel darah merah. Penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dapat mengalami perubahan pada jumlah eritrosit. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah eritrosit tersebut meliputi kehilangan darah selama proses dialisis, anemia akibat pengenceran darah selama proses, kerusakan sel darah merah, maupun kekurangan hormon eritropoetin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan jumlah eritrosit pada sampel darah pasien gagal ginjal kronik sebelum dan sesudah proses hemodialisa. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional melalui pemeriksaan data rekam medik. Populasi dalam penelitian ini adalah 46 pasien gagal ginjal kronik yang sedang atau akan melakukan terapi hemodialisa di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2023. Pengambilan jumlah sampel rekam medik menggunakan metode total sampling.