Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Hubungan Diabetes Mellitus dan Hipertesni pada Paseien Suspek Covid-19 Gejala Ringan-Sedang di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2020 Oktaviani, Herlina Putri; Yulyani, Vera; Wulandari, Mardheni; Prasetia, Toni
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/formil.v6i2.357

Abstract

COVID-19 merupakan penyakit dengan beberapa faktor yang memperberat, diantaranya adalah riwayat komorbid diabetes mellitus dan hipertensi. Data pasien COVID-19 di Instalasi Rekam Medik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung terdapat 324 data yang terhitung dari bulan Maret 2020-Desember 2020, dengan berbagai penyakit komorbid. Diantaranya diabetes mellitus dan hipertensi. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan riwayat diabetes mellitus dan hipertensi pada kejadian pasien suspek COVID-19 gejala ringan-sedang di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Diketahui nilai p=0,029 yang berarti ada hubungan antara riwayat diabetes mellitus pada kejadian pasien suspek COVID-19 gejala ringan-sedang dan nilai p=0,645 yang berarti tidak ada hubungan antara riwayat hipertensi pada kejadian pasien suspek COVID-19 gejala ringan-sedang. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara diabetes mellitus pada kejadian pasien suspek COVID-19 gejala ringan-sedang di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Sedangkan satu variabel tidak terdapat hubungan dengan kejadian pasien suspek COVID-19 gejala ringan-sedang di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Hubungan Antara Lama Penderita Epilepsi Dan Jumlah Obat Anti Epilepsi Dengan Fungsi Kognitif Pasien Epilepsi Di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Haliza, Tazkiyah Sharadiva; Sina, Muhammad Ibnu; Wulandari, Mardheni
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 11 (2024): Volume 11 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i11.16287

Abstract

Epilepsi merupakan kelainan otak yang ditandai dengan kecenderungan untuk menimbulkan bangkitan epileptik secara terus menerus dengan konsekuensi neurobiologis, kognitif, psikologis, dan sosial. Gangguan kognitif pada epilepsi dapat disebabkan oleh banyak faktor termasuk lamanya menderita epilepsi dan efek samping dari penggunaan Obat Anti Epilepsi (OAE). Berdasarkan penelitian sebelumnya, seorang penderita yang telah menderita epilepsi selama <6 tahun sebagian besar mendapatkan hasil Mini Mental State Examination (MMSE) yang normal, sedangkan penderita yang mengalami epilepsi selama >6 tahun lebih banyak yang mengalami gangguan fungsi kognitif.  Selain itu, penelitian tersebut menunjukkan lebih banyak penderita epilepsi yang mendapatkan monoterapi dibandingkan politerapi.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Karbon Monoksida (CO) Pada Pekerja Batu Bata Di Desa Saribumi Kabupaten Pringsewu Azizah, Soffa Lifatul; Oktobiannobel, Jordy; Wulandari, Mardheni; Soemarwoto, Retno Ariza Soeprihatini
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 10 (2024): Volume 11 Nomor 10
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i10.15066

Abstract

Karbon monoksida (CO) adalah gas yang dapat ditemukan di udara luar dan dalam ruangan dan tidak memiliki warna, bau, rasa, atau toksisitas yang jelas. Gas karbon monoksida (CO) dalam konsentrasi tinggi dalam darah dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan kematian dalam hitungan menit. Pekerja Industri batu bata berisiko terpapar karbon monoksida selama proses pembakaran bahan bakar. Untuk menganalisis perbedaan hubungan  faktor-faktor yang mempengaruhi kadar karbon monoksida (CO) pada pekerja batu bata di Desa Saribumi, Pekon Wates Selatan, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung Tahun 2024. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang dipadukan dengan observasi analitis. Parameternya terdiri dari kuesioner dan penilaian menggunakan smokerlyzer, alat yang dirancang untuk mengukur kadar karbon monoksida (CO). Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan usia paling banyak 46-65 tahun sebanyak 19 orang (63,3%), jenis kelamin paling banyak laki-laki 25 orang (83,3%), status gizi paling banyak normoweight sebanyak 15 orang (50,0%), kebiasaan merokok paling banyak pada perokok sedang sebanyak 15 orang (50%), aktivitas olahraga paling banyak tidak dilakukan oleh 16 orang (53,3%), penggunaan APD paling banyak tidak digunakan oleh 27 orang (90%) dan masa bekerja banyak > 10 tahun yaitu 21 orang (70%). Terdapat perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi kadar karbon monoksida (CO) pada pekerja batu bata di Desa Saribumi, Pekon Wates Selatan, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung Tahun 2024.
Perbedaan Kadar Hemoglobin Sebelum dan Sesudah Hemodialisis pada Pasien Laki-Laki dengan Gagal Ginjal Kronik Munhadi, Wahid Haris; Wulandari, Mardheni; Purwaningrum, Ratna; Prasetia, Toni
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 7 No 3 (2025): Juni 2025, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v7i3.4793

Abstract

Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam mempertahankan hemostasis tubuh. Secara fungsional ginjal berperan dalam membantu membuang limbah atau sisa-sisa hasil metabolisme yang tidak lagi terpakai oleh tubuh kita seperti urea, asam urat, kreatinin, bilirubin, dan metabolit hormon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil pemeriksaan hematologi kadar eritrosit dan hemoglobin pada sampel darah pasien gagal ginjal kronik (GGK) sebelum dan sesudah proses hemodialisis. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik convenience dengan jumlah total 46 responden pasien laki-laki. Data diperoleh melalui pengumpulan data sekunder, yaitu dengan mengakses rekam medis pasien yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin pada bulan Februari 2024. Hasil menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin sebelum hemodialisis sebesar 8,648 gr/dl mengalami kenaikan menjadi 9,089 gr/dl setelah hemodialisis, dengan selisih rata-rata sebesar -0,4413. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin pada pasien gagal ginjal kronik sebelum dan sesudah menjalani terapi hemodialisis.
Perbedaan Jumlah Eritrosit Sebelum dan Sesudah Hemodialisa pada Pasien Laki-Laki dengan Gagal Ginjal Kronik Fatresia, Wanda; Wulandari, Mardheni; Alfarisi, Ringgo; Hidayat, Hidayat
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 6 (2024): Desember 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i6.3406

Abstract

Gagal ginjal kronik adalah kerusakan struktur atau fungsi ginjal selama tiga bulan atau lebih yang membuat ginjal tidak dapat bekerja dengan baik, salah satunya dalam memproduksi hormon pembentukkan eritrosit. Pasien yang mengalami gagal ginjal kronik akan dirutinkan untuk melakukan terapi pengganti salah satu fungsi ginjal yaitu melalui prosedur hemodialisa. Secara umum, sebagian besar parameter hematologi berubah setelah prosedur hemodialisa karena dampaknya pada sistem ginjal dan produksi sel darah merah. Penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dapat mengalami perubahan pada jumlah eritrosit. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah eritrosit tersebut meliputi kehilangan darah selama proses dialisis, anemia akibat pengenceran darah selama proses, kerusakan sel darah merah, maupun kekurangan hormon eritropoetin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan jumlah eritrosit pada sampel darah pasien gagal ginjal kronik sebelum dan sesudah proses hemodialisa. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional melalui pemeriksaan data rekam medik. Populasi dalam penelitian ini adalah 46 pasien gagal ginjal kronik yang sedang atau akan melakukan terapi hemodialisa di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2023. Pengambilan jumlah sampel rekam medik menggunakan metode total sampling.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tingkat Percaya Diri Dalam Melakukan Bantuan Hidup Dasar (Bhd) Pada Mahasiswa Co-Assistant Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Angkatan 2019 Khansa, Diara; Wulandari, Mardheni; Mandala, Zulhafis; Anggraini, Marisa
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 5 (2025): Volume 12 Nomor 5
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i5.20448

Abstract

Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan tindakan yang diberikan ketika pasien tiba-tiba dan tidak sadar bernafas secara tidak sadar diuji untuk respons pasien. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh hasil apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan tingkat percaya diri dalam melakukan bantuan hidup dasar pada mahasiswa co-assistent Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2019. Cross-sectional merupakan jenis penelitian analitik obbservasional yang mana jenis penelitian ini di gunakan. Populasi di penelitian ini 127 mahasiswa co-assistant Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati angkatan 2019. Total sampling digunakan untuk menentukan sampel di penelitian ini. P-value yang didapatkan dari penelitian ini sebesar 0,000 (<0,05), yang mempresentasikan antara Tingkat Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar dengan Tingkat Kepercayaan Diri untuk melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) terbukti signifikan. Yang mana kesimpulannya terbukti adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat percaya diri dalam melakukan bantuan hidup dasar (BHD).
Sosialisasi dan edukasi penanganan stunting ”cegah masalah gizi, raih langkah gemilang” (CEMERLANG) Wulandari, Mardheni; Yudhistira, Al Hafidz; Raga, Tyan; Putri, Vionica Armelia; Zainuddin, Zainuddin; Saputra, Iwanda; Ramanda, Adelia Fitri; Anggraini, Desti Galuh; Ramadhani, Ovi Kirani
JOURNAL of Public Health Concerns Vol. 5 No. 8 (2025): JOURNAL of Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v5i8.1577

Abstract

Background: Stunting is a chronic nutritional problem that remains a major challenge to public health development in Indonesia. Based on Nutritional Status Monitoring (PSG) data conducted in 2018, the prevalence of malnutrition in children under five in Indonesia was 15.2%. The target to be achieved by 2024 is to reduce stunting prevalence to 14% and below the WHO standard of 20%. Teba Bunuk Village is a village in West Kota Agung District, Tanggamus Regency, with a diverse population with diverse livelihoods based on the region's potential, particularly agriculture and plantations. Purpose: To provide information and education to the community on how to prevent and detect stunting in children. Method: A stunting prevention outreach activity was held on August 12, 2025, at the Pekon Teba Bunuk GSG. It involved 62 individuals, representing the target groups: families with children aged 1-5 years, pregnant women, and breastfeeding mothers. The socialization activities were delivered using interactive lecture methods and question and answer sessions, in the form of material to increase family knowledge about stunting and how to prevent it. Results: Demonstrates increased public understanding of stunting and the importance of balanced nutrition, as well as positive acceptance of corn pudding as a healthy local food alternative. The corn pudding demonstration was well-received due to its readily available ingredients, affordable price, and ability to process nutritious food as a preventative measure for stunting. Conclusion: Interactive outreach activities and demonstrations of processed food production increased public knowledge about stunting and its prevention, while also introducing corn pudding as a nutritious local food alternative. Nutrition education combined with hands-on practice made it easier for the community to understand and implement effectively. Suggestion: Similar programs need to be implemented sustainably, involving health workers, village governments, and integrated health post (Posyandu) cadres to strengthen stunting prevention efforts at the community level. This program is expected to be the first step in fostering collective awareness to reduce stunting prevalence in rural areas. Keywords: Corn pudding; Nutrition education; Prevention; Stunting Pendahuluan: Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi kronis yang hingga saat ini masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) yang dilakukan pada tahun 2018 prevalensi balita kekurangan gizi di Indonesia adalah sebesar 15.2%. Target yang harus dicapai pada tahun 2024 adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% dan standar WHO di bawah 20%. Pekon Teba Bunuk merupakan desa yang berada di Kecamatan Kota Agung Barat, Kabupaten Tanggamus dengan komposisi masyarakatnya memiliki sumber mata pencaharian yang beragam berdasarkan potensi wilayahnya yaitu pertanian dan perkebunan. Tujuan: Untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana pencegahan serta mendeteksi anak agar tidak terjadi stunting. Metode: Pelaksanaan kegiatan sosialisasi pencegahan stunting dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2025 di GSG Pekon Teba Bunuk. Melibatkan 62 orang yang merupakan kelompok sasaran pada kegiatan ini, yaitu keluarga dengan anak usia 1-5 tahun, ibu hamil dan ibu menyusui. Kegiatan sosialisasi disampaikan dengan metode ceramah interaktif dan sesi tanya jawab, berupa materi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga mengenai stunting dan bagaimana pencegahannya. Hasil: Menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai stunting dan pentingnya gizi seimbang, serta penerimaan positif terhadap puding jagung sebagai alternatif pangan lokal yang sehat. Demonstrasi puding jagung diterima baik karena bahan mudah didapat, harga terjangkau, dan dapat diolah sebagai makanan bergizi sebagai langkah pencegahan stunting. Simpulan: Kegiatan penyuluhan dengan interaktif dan demonstrasi pembuatan makanan olahan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang stunting dan pencegahannya, sekaligus memperkenalkan puding jagung sebagai alternatif pangan lokal bergizi. Edukasi gizi yang dikombinasikan dengan praktik langsung menjadikan masyarakat lebih mudah memahami dan efektif menerapkannya. Saran: Program serupa perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan tenaga kesehatan, pemerintah desa, dan kader posyandu untuk memperkuat upaya pencegahan stunting di tingkat masyarakat. Program ini diharapkan mampu menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kesadaran kolektif untuk menurunkan prevalensi stunting di wilayah pedesaan.
Gerakan Kampus Berdampak Pada Penanganan Stunting Melalui Program Kklppm Cemerlang (Cegah Masalah Gizi, Raih Langkah Gemilang) Wulandari, Mardheni; Yudhistira, Al Hafidz; Ussalam, Ubaidillah Rafi; Agustin, Liya; Murtaqy N H, Aris Rizki
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 2 (2025): Volume 7 Nomor 2 November 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpmpkm.v7i2.23461

Abstract

Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi kronis yang hingga saat ini masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Di pekon ini tidak memiliki kasus stunting yang tinggi. Jurnal ini bertujuan untuk mengembangkan pemikiran yang dilandasi ilmu pengetahuan dalam masalah mengembangkan kualitas kesehatan manusia, yaitu mengedukasi/memberi informasi kepada masyarakat tentang apa dampak yang akan timbul dari stunting tersebut, untuk menjelaskan bahaya yang ditimbulkan dari stunting dan juga memberi informasi tentang bagaimana pencegahan serta mendeteksi anak agar tidak terjadi stunting pada masyarakat yang ada di Pekon Teba Bunuk melalui pemberian informasi dan juga edukasi melalui Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan – Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKL-PPM) kelompok 18 Universitas Malahayati. Metode pelaksanaan mencakup penyuluhan kesehatan melalui program Cegah Masalah Gizi Raih Langkah Gemilang (CEMERLANG), dan demonstrasi pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis jagung. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman masyarakat mengenai stunting dan pentingnya gizi seimbang, serta penerimaan positif terhadap puding jagung sebagai alternatif pangan lokal yang sehat. Program ini diharapkan mampu menjadi langkah awal dalam menumbuhkan kesadaran kolektif untuk menurunkan prevalensi stunting di wilayah pedesaan.
Eksplorasi Persepsi Dan Faktor Yang Mempengaruhi Efikasi Diri Pada Mahasiswa Tingkat Awal Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Safitri, Bella; Lestari, Sri Maria Puji; Wulandari, Mardheni; Hermawan, Dessy
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 11 (2025): Volume 12 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i11.20550

Abstract

Mahasiswa kedokteran tingkat awal menghadapi tuntutan akademik yang kompleks dan lingkungan belajar yang intensif. Efikasi diri memiliki peran penting dalam membantu mahasiswa kedokteran tahun pertama beradaptasi dengan tuntutan akademik. Mahasiswa dengan efikasi diri yang tinggi cenderung lebih mampu memanfaatkan kemampuan mereka secara efektif serta menunjukkan ketahanan yang lebih baik dalam menghadapi tekanan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi mahasiswa tingkat awal terhadap efikasi diri serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui dua sesi Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan 11 mahasiswa kedokteran tingkat awal yang dipilih melalui purposive dan maximum variation sampling. Analisis data menggunakan thematic analysis. Mahasiswa memahami efikasi diri sebagai keyakinan terhadap kemampuan diri dalam menyelesaikan tugas, menghadapi tekanan akademik, dan mencapai tujuan pendidikan. Empat sumber efikasi diri menurut Bandura teridentifikasi, yaitu mastery experience, vicarious experience, verbal persuasion, serta kondisi emosional dan fisiologis. Selain itu, ditemukan dua faktor tambahan, yaitu regulasi diri dan lingkungan akademik, yang turut mempengaruhi terbentuknya efikasi diri mahasiswa. Efikasi diri berperan penting dalam proses adaptasi mahasiswa kedokteran. Dukungan akademik, penguatan regulasi diri, serta pembentukan lingkungan belajar yang kondusif menjadi faktor penting dalam meningkatkan efikasi diri mahasiswa tingkat awal.