Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Implementasi Perubahan Posisi untuk Mengoptimalkan Penurunan Kadar Bilirubin Pada Icterus Neonatorum yang Dilakukan Fototerapi Wesiana Heris Santy; Firdaus; Mery Susantri; Rahmadaniar
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 4 No. 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat : Memaksimalkan Potensi
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/snpm.v4i2.1392

Abstract

Ikterik neonatus merupakan salah satu kelainan pada bayi baru Lahir baik pada bayi prematur ataupun bayi lahir dengan berat badan lahir Rendah (BBLR) disertai dengan kadar bilirubin yang tinggi dan warna Kuning pada kulit ataupun sklera (Sowwam & Aini, 2018), warna kuning Pada kulit ataupun sklera merupakan akibat dari akumulasi bilirubin yang Berlebih (Widiawati, 2017). Data kejadian ikterik neonatus pada bayi baru lahir di Indonesia Menurut (Kemenkes, 2016) sebesar 51,47%, pada tahun 2016 kabupaten Bandung mencatat ada sebanyak 108 kasus yang dialami oleh BBLR Meliputi 18 kasus dengan kelainan konginetal, 13 kasus asfiksia, 8 kasus Sepsis, 2 kasus dengan infeksi dan sebab lainya sebanyak 40 kasus Termasuk kasus ikterik. Bayi lahir belum cukup bulan atau bayi prematur di Jawa Barat Sebesar 23,5%, hal ini terlihat lebih tinggi dibandingkan dengan angka di Jawa Tengah yaitu sebanyak 19% dan Jawa Timur 23,3% (Riskesdas, 2018), Keterikatan kadar bilirubin yang meningkat dengan beberapa Faktor resiko contohnya bayi yang lahir kurang bulan, terlalu banyak Minum air susu ibu (ASI) dan adanya penurunan berat badan yang drastis, Pada bayi lahir dengan kurang bulan (prematur) menjadi salah satu faktor Karena fungsi organ yang belum siap untuk memproduksi bilirubin dengan Batas wajar (Mendri & Prayogi, 2017). Ikterik neonatus akan menimbulkan efek yang berbahaya. Efek Yang ditimbulkan dari ikterik neonatus dapat muncul dalam jangka pendek Seperti bayi kejang-kejang dan dalam jangka panjang akan mempengaruhi Proses tumbuh kembang bayi mulai dari adanya gangguan bicara dan Gangguan mental (Mulyati et al., 2019), efek jangka panjang lainnya Adalah kern ikterus, kern ikterus akan muncul dan ditandai dengan adanya Gejala kerusakan otak seperti pergerakan mata yang tidak tentu, kejang, Sianosis, reflek menghisap tidak ada dan akan menimbulkan gejala lain Seperti gangguan pendengaran, gangguan mental dan sulit untuk bicara (Maryanti, Sujianti, & Budiarti, 2011).Tindakan keperawatan untuk mengatasi ikterik neonatus yaitu Dengan melakukan asuhan keperawatan pada bayi ikterik dimulai dari Pemberian fototerapi dengan memodifikasi posisi bayi selama 2 - 3 jam sekali dalam 2x24 jam(Mathindas et al., 2013)