Berdasarkan Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) bahwa perusahaan konstruksi umumnya memasang target laba bersih pada setiap proyek yang ditenderkan berkisar diangka 4% – 12% terhadap nilai kontrak dan yang paling sering adalah dikisaran angka 7% – 9% atau rata-rata 8%. Namun kenyataannya angka tersebut bergeser saat laporan proyek selesai atau proyek mengalami pengurangan laba hingga mengalami kerugian. Menurut pengamatan angka sering menjadi 5%-6%. Angka ini dikurangi dengan overhead kantor pusat dan beban biaya lainnya akan menjadi 2%- 4% saja atau sebaliknya proyek tidak mengalami keuntungan sama sekali dan menjadi minus atau merugi. Penelitian ini dilakukan karena proyek konstruksi sering mengalami kerugian, khususnya kontraktor dengan kualifikasi kecil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi kerugian kontraktor kecil pada proyek konstruksi gedung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, dengan pengumpulan data melalui kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji regresi linier berganda untuk menentukan hubungan antara variabel bebas, yaitu tenaga kerja, material, dan peralatan, terhadap kerugian kontraktor sebagai variabel terikat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara variabel tenaga kerja, material, dan peralatan dengan kerugian yang dialami kontraktor kecil, dengan nilai P-value < 0,05. Faktor tenaga kerja, material, dan peralatan terbukti berpengaruh terhadap kerugian, terutama dalam hal produktivitas, manajemen material, dan pemeliharaan peralatan.