<![CDATA[Kawasan hilir Embung Tambakboyo merupakan Daerah Irigasi Pulodadi yang menerima aliran air hanya dari limpasan pada bangunan pelimpah Embung Tambakboyo, sehingga hanya mengandalkan debit aliran air normal yang terjadi pada embung tersebut. Kondisi daerah irigasi tersebut cenderung mengalami kekurangan air sehingga perlu dilakukan kajian efektivitas Embung Tambakboyo terhadap penyediaan air irigasi di Daerah Irigasi Pulodadi dengan mengoptimalkan operasi embung. Parameter yang digunakan adalah neraca air dan simulasi operasi embung dengan metode standard operating rules (SOR). Neraca air membandingkan potensi debit aliran masuk (inflow) embung dengan debit kebutuhan air irigasi. Potensi inflow embung diperoleh secara empiris dengan alih ragam curah hujan menjadi debit aliran menggunakan metode F.J. Mock, sedangkan kebutuhan air irigasi dianalisis menggunakan pedoman KP-01 Perencanaan Jaringan Irigasi berdasarkan pola tata tanam eksisting dengan intensitas tanam 298%. Hasil analisis neraca air menyatakan terjadi surplus air pada bulan Januari sampai dengan tengah bulan Mei dan bulan November sampai dengan bulan Desember, sedangkan defisit air terjadi pada tengah bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, sehingga perlu simulasi operasi embung yang dapat mengoptimalisasi neraca air. Hasil analisis simulasi operasi embung dengan metode standard operating rules (SOR) menyatakan masih terdapat kegagalan operasi pada beberapa periode dengan perolehan reliabilitas sebesar 75%, yang belum memenuhi kriteria minimal. Optimasi dilakukan sehingga diperoleh reliabilitas sebesar 96% dengan pola tata tanam yang dimodifikasi dengan intensitas tanam 283%]]>
