Ketersediaan pakan ternak yang efisien, berkualitas, dan mudah diakses merupakan salah satu tantangan paling krusial dalam usaha peternakan rakyat, terutama di wilayah pedesaan seperti Desa Tulung Agung, Gadingrejo. Mayoritas peternak di desa tersebut masih menggunakan metode tradisional dalam pengolahan pakan, yang memakan waktu lama, membutuhkan tenaga besar, serta menghasilkan cacahan yang tidak seragam. Oleh karena itu, pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menerapkan mesin cacah multifungsi berbasis teknologi tepat guna sebagai solusi inovatif dalam meningkatkan efektivitas produksi pakan ternak. Kegiatan ini melibatkan 16 orang peternak sebagai responden, dan dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif dengan lima tahapan: identifikasi kebutuhan, perancangan dan pembuatan mesin, pelatihan penggunaan, implementasi lapangan, serta evaluasi kinerja dan dampaknya. Mesin yang dikembangkan mampu mencacah beragam bahan pakan, seperti rumput, jerami, daun, batang jagung, dan limbah pertanian lainnya dengan kapasitas sekitar 150 kg per jam dan konsumsi bahan bakar sebesar 0,8 liter per jam. Hasil pelaksanaan menunjukkan peningkatan efisiensi waktu kerja peternak sebesar 45% dibanding metode manual, serta penurunan biaya operasional hingga 30%. Lebih dari itu, keberadaan mesin ini turut mendorong produktivitas dan rasa kemandirian peternak melalui pemanfaatan teknologi lokal yang mudah digunakan dan dirawat. Temuan ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap penyediaan alat produksi sederhana namun tepat guna perlu dimasukkan dalam kebijakan pembangunan peternakan skala kecil, serta menjadi rujukan dalam upaya replikasi program di wilayah lain yang memiliki karakteristik serupa.