Hand-arm vibration syndrome (HAVS) merupakan kumpulan gejala sensorik, vaskular, dan muskuloskeletal yang berpotensial dialami pekerja dengan pekerjaan yang melibatkan penggunaan alat-alat bergetar secara berulang. Penggunaan peralatan yang bergetar dalam praktik dokter gigi, seperti scaler ultrasonik dan bor gigi, secara berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan dokter gigi, terutama terkait dengan HAVS. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana hubungan karakteristik, yaitu usia, jenis kelamin, masa kerja, perilaku merokok, dan lama kerja, dengan keluhan subjektif hand-arm vibration syndrome pada dokter gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sumatera Utara (RSGM USU). Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 18 dokter gigi (30,5%) yang dikategorikan mengalami keluhan subjektif HAVS dan 41 dokter gigi (69,5%) yang dikategorikan tidak mengalami keluhan subjektif HAVS. Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi kuadrat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara lama kerja (p-value = 0,025) dan keluhan subjektif HAVS pada dokter gigi RSGM USU, sedangkan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara variabel independen lainnya, yaitu usia, jenis kelamin, masa kerja, perilaku merokok, dan keluhan subjektif HAVS pada dokter gigi RSGM USU. Jenis keluhan subjektif HAVS yang paling banyak dialami adalah kesemutan pada jari dan telapak tangan, dengan 30 dokter gigi (50,8%) yang mengalami jenis keluhan subjektif tersebut, sedangkan jenis keluhan subjektif HAVS yang paling sedikit dialami adalah rasa tertusuk pada telapak tangan, dengan hanya satu dokter gigi (1,7%) yang mengalami jenis keluhan subjektif tersebut.