<![CDATA[Artikel ini membahas dampak pengintegrasian kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan tinggi, khususnya dalam konteks perbedaan generasi antara penduduk asli digital dan imigran teknis. AI dapat meningkatkan kualitas, efisiensi, dan relevansi perguruan tinggi, seperti personalisasi pengalaman belajar, otomatisasi penilaian, analisis data, pengembangan konten perkuliahan interaktif, dan dukungan siswa berbasis AI. Namun, AI juga menghadapi tantangan terkait privasi data, etika penggunaan, dan kebutuhan pelatihan guru yang memadai. Oleh karena itu, artikel ini menekankan betapa pentingnya pemahaman mendalam, pelatihan yang tepat, dan praktik etis yang kuat dalam menerapkan AI di perguruan tinggi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan siswa tentang AI dan implikasinya terhadap pandangan mereka terhadap penerapan AI secara etis dan sosial. Metodologi penelitiannya mencakup pengembangan alat penilaian pengetahuan AI yang komprehensif, yang diberikan pada sekelompok siswa sebagai sampel. Alat ini mengukur empat elemen kemahiran AI: kesadaran, penggunaan, evaluasi, dan etika. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif. Hasilnya menunjukkan perbedaan tingkat pengetahuan AI, dengan perbedaan persepsi dan penggunaan AI, sedangkan aspek evaluasi dan etika perlu mendapat perhatian lebih. Kontribusi utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan tentang kesenjangan pengetahuan AI antara generasi digital native dan imigran, serta menyoroti tantangan yang dihadapi organisasi pendidikan tinggi dalam beradaptasi dengan perkembangan AI. Signifikansi penelitian ini terletak pada peran budaya AI dalam mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja yang semakin melekat dengan teknologi AI dan dalam memecahkan permasalahan sosial terkait AI.Teknologi AI di masyarakat.]]>
