Menurut data World Health Organization (WHO), terdapat 422 juta penderita diabetes di seluruh dunia, meningkat sekitar 8,5% dari kalangan orang dewasa, dan diperkirakan 2,2 juta kematikan akibat diabetes di bawah usia 70 tahun, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Di Indonesia prevalensi DM pada tahun 2020 sebesar 3,4%. Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang seiring waktu menyebabkan kerusakan serius. Diabetes mellitus biasanya diobati menggunakan obat Antidiabetika oral, seperti Metformin. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam bidang kesehatan, membuat masyarakat lebih banyak beralih lebih memilih pengobatan tradisonal karena dianggap lebih menguntungkan dan tidak menimbulkan toksin. Salah satu tanaman yang bersifat antidiabetik yaitu daun insulin (Tithonia diversifolia A. Gray). Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh dan dosis efektif ekstrak daun insulin pada tikus yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan mengelompokkan 25 ekor tikus putih jantan menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif (aquadest), kontrol positif (metformin), dosis 1 (200mg/kgBB), dosis 2 (400mg/kgBB), dosis 3 (600mg/kgBB). Seluruh tikus diinduksi menggunakan aloksan sampai kadar glukosa darah >200mg/dL, pemeriksaan glukosa darah dilakukan 2 hari setelah diberikan perlakuan. Analisis data meggunakan uji One-Way Anova dilanjutkan uji Post-Hoc LSD. Hasil penelitian ini adalah ekstrak daun insulin memiliki pengaruh dalam menurunkan kadar glukosa darah dengan dosis 2 (400mg/kgBB) adalah dosis yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh penurunan bermakna rerata kadar glukosa darah pada setiap kelompok.