Penelitian ini bertujuan untuk menggabungkan akuntansi hijau dan akuntansi lingkungan dalam analisis ekonomi, sebagai langkah strategis untuk mendorong keberlanjutan. Akuntansi hijau dan lingkungan berperan krusial dalam mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan biaya serta dampak dari aktivitas ekonomi terhadap lingkungan. Dengan pendekatan ini, keputusan ekonomi menjadi lebih menyeluruh, mencakup aspek finansial, ekologis, dan sosial. Penelitian ini mengeksplorasi berbagai metode dalam menghitung biaya lingkungan, termasuk biaya emisi, penggunaan sumber daya alam, dampak terhadap keanekaragaman hayati, serta indikator keberlanjutan yang relevan. Hal ini bertujuan untuk memberikan wawasan baru dalam praktik keberlanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan akuntansi hijau dan lingkungan dapat meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya. Selain itu, pendekatan ini mendorong perusahaan untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sekaligus meningkatkan daya saing melalui inovasi keberlanjutan. Implementasi konsep ini juga memperlihatkan manfaat ekonomi yang signifikan, seperti pengurangan biaya operasional dan peningkatan reputasi perusahaan di pasar global yang semakin mendukung praktik bisnis berkelanjutan. Meski demikian, tantangan tetap ada, meliputi kurangnya standar global yang seragam, keterbatasan data, dan biaya awal yang tinggi, terutama bagi perusahaan kecil dan menengah. Penelitian ini menegaskan bahwa integrasi akuntansi hijau dan lingkungan bukan hanya penting untuk mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem, tetapi juga merupakan investasi strategis jangka panjang. Diharapkan, dukungan dari regulasi, kolaborasi antara pemangku kepentingan, dan pemanfaatan teknologi yang tepat dapat mempercepat adopsi konsep ini. Akhirnya, langkah ini menjadi kunci untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di tingkat global.