Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pengembangan yang menyeluruh pada aspek budi pekerti, kecerdasan, dan jasmani anak. Tujuan utamanya adalah membentuk individu yang matang dan mampu menjalani kehidupan dengan harmonis. Di era digital yang sarat dengan kemajuan teknologi, dunia pendidikan menghadapi tantangan besar untuk menjaga pendekatan yang humanistik dan holistik di tengah penerapan teknologi canggih seperti deep learning. Teknologi deep learning menawarkan peluang besar dalam personalisasi pembelajaran. Sistem yang didukung oleh teknologi ini mampu menganalisis data siswa secara mendalam dan menyediakan pendekatan yang adaptif serta relevan dengan kebutuhan individu. Hal ini memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih efisien, efektif, dan menarik. Namun, implementasi teknologi ini harus tetap mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan, budaya, dan moral yang menjadi inti dari filosofi Ki Hadjar Dewantara. Dalam pendekatan Dewantara, pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademik atau kognitif, tetapi juga pada pembentukan karakter secara utuh. Ini mencakup penguatan nilai-nilai budi pekerti, pengembangan kepekaan sosial, serta pelestarian budaya lokal. Oleh karena itu, integrasi teknologi modern dalam pendidikan harus dirancang agar tetap sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut. Artikel ini bertujuan menghubungkan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara dengan teknologi modern, khususnya dalam penyusunan kurikulum berbasis deep learning. Berdasarkan kajian literatur, kurikulum yang ideal adalah kurikulum yang dapat mengintegrasikan efisiensi teknologi dengan kebijaksanaan nilai-nilai lokal. Sebagai contoh, teknologi deep learning dapat dimanfaatkan untuk menyusun materi pembelajaran yang sesuai dengan konteks budaya siswa atau untuk mendukung kegiatan yang mendorong interaksi sosial yang bermakna. Penerapan filosofi Dewantara dalam desain kurikulum berbasis deep learning juga memerlukan keseimbangan antara inovasi teknologi dan pemeliharaan nilai-nilai humanistik. Pendidikan harus tetap berperan sebagai sarana untuk membangun manusia yang utuh, bukan hanya meningkatkan hasil akademik. Dengan demikian, kurikulum berbasis deep learning tidak hanya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui teknologi, tetapi juga memperkuat akar budaya dan moral bangsa, sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.