Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PERAN ORGANISASI MAHASISWA DALAM MEMPERKUAT DEMOKRASI PENDIDIKAN DI PERGURUAN TINGGI Arina Hevy Alifiyah; Dya Qurotal A'yun
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 12 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Desember
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i12.1194

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi organisasi mahasiswa dalam memperkuat demokrasi pendidikan di perguruan tinggi. Demokrasi pendidikan mengacu pada prinsip inklusivitas, transparansi, dan keadilan dalam proses pembelajaran, di mana semua pihak memiliki hak yang setara untuk berpartisipasi dan berkembang. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan analisis tematik untuk mendalami pandangan mahasiswa yang aktif terlibat dalam organisasi kemahasiswaan. Data dikumpulkan melalui angket terbuka dan tertutup, melibatkan mahasiswa dari berbagai program studi di perguruan tinggi. Penelitian ini berfokus pada tiga aspek utama: pemahaman mahasiswa terhadap konsep demokrasi pendidikan, implementasi demokrasi di lingkungan perguruan tinggi, serta kontribusi organisasi mahasiswa dalam mendukung prinsip-prinsip tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi mahasiswa berperan penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, di mana mahasiswa merasa didengar dan dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Organisasi ini juga menjadi platform untuk mengembangkan sikap demokratis melalui kegiatan seperti diskusi kelompok, seminar, dan advokasi yang mendorong pemikiran kritis, kolaborasi, serta kesadaran akan hak dan kewajiban dalam pendidikan. Selain itu, organisasi mahasiswa berfungsi sebagai jembatan antara mahasiswa dan institusi dalam menyampaikan aspirasi dan memperjuangkan keadilan pendidikan. Namun, penelitian ini juga menemukan berbagai tantangan, termasuk rendahnya tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan organisasi dan keterbatasan sumber daya, baik dari segi pendanaan maupun dukungan institusi. Kendala-kendala ini menghambat efektivitas organisasi mahasiswa dalam memperkuat demokrasi pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih inovatif untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa, memperkuat pengelolaan organisasi, dan memastikan keberlanjutan program-program yang mendukung demokrasi pendidikan. Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi pengembangan kebijakan yang dapat meningkatkan peran aktif organisasi mahasiswa dalam memperkuat demokrasi pendidikan di perguruan tinggi.
IMPLEMENTASI FILSAFAT PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA DALAM KURIKULUM DEEP LEARNING Ramzi Al Bani Thariq; Dya Qurotal A'yun
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 2 No. 12 (2024): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Desember
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/v2i12.1250

Abstract

Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pengembangan yang menyeluruh pada aspek budi pekerti, kecerdasan, dan jasmani anak. Tujuan utamanya adalah membentuk individu yang matang dan mampu menjalani kehidupan dengan harmonis. Di era digital yang sarat dengan kemajuan teknologi, dunia pendidikan menghadapi tantangan besar untuk menjaga pendekatan yang humanistik dan holistik di tengah penerapan teknologi canggih seperti deep learning. Teknologi deep learning menawarkan peluang besar dalam personalisasi pembelajaran. Sistem yang didukung oleh teknologi ini mampu menganalisis data siswa secara mendalam dan menyediakan pendekatan yang adaptif serta relevan dengan kebutuhan individu. Hal ini memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih efisien, efektif, dan menarik. Namun, implementasi teknologi ini harus tetap mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan, budaya, dan moral yang menjadi inti dari filosofi Ki Hadjar Dewantara. Dalam pendekatan Dewantara, pendidikan tidak hanya berfokus pada aspek akademik atau kognitif, tetapi juga pada pembentukan karakter secara utuh. Ini mencakup penguatan nilai-nilai budi pekerti, pengembangan kepekaan sosial, serta pelestarian budaya lokal. Oleh karena itu, integrasi teknologi modern dalam pendidikan harus dirancang agar tetap sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut. Artikel ini bertujuan menghubungkan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara dengan teknologi modern, khususnya dalam penyusunan kurikulum berbasis deep learning. Berdasarkan kajian literatur, kurikulum yang ideal adalah kurikulum yang dapat mengintegrasikan efisiensi teknologi dengan kebijaksanaan nilai-nilai lokal. Sebagai contoh, teknologi deep learning dapat dimanfaatkan untuk menyusun materi pembelajaran yang sesuai dengan konteks budaya siswa atau untuk mendukung kegiatan yang mendorong interaksi sosial yang bermakna. Penerapan filosofi Dewantara dalam desain kurikulum berbasis deep learning juga memerlukan keseimbangan antara inovasi teknologi dan pemeliharaan nilai-nilai humanistik. Pendidikan harus tetap berperan sebagai sarana untuk membangun manusia yang utuh, bukan hanya meningkatkan hasil akademik. Dengan demikian, kurikulum berbasis deep learning tidak hanya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui teknologi, tetapi juga memperkuat akar budaya dan moral bangsa, sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.