Sanitasi yang buruk menjadi salah satu faktor penyebab beban penyakit global, dengan sekitar 1,4 jutakematian setiap tahunnya disebabkan oleh faktor lingkungan, termasuk sanitasi yang tidak aman. Padatahun 2023, sebanyak 4,2 miliar orang di dunia tidak memiliki akses sanitasi yang dikelola dengan aman,yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti malnutrisi dan kematian. Di Indonesia,program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan untukmeningkatkan perilaku higienis melalui pemberdayaan masyarakat. STBM terdiri dari lima pilar: StopBuang Air Besar Sembarangan (SBS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Sampah RumahTangga (PSRT), Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMMRT), serta Pengelolaan AirLimbah Domestik Rumah Tangga (PALDRT). Namun, implementasi program ini di berbagai daerah diIndonesia masih bervariasi, dengan beberapa daerah belum menerapkan STBM secara optimal. Oleh karenaitu, diperlukan pemetaan daerah-daerah yang membutuhkan intervensi lebih lanjut. Penelitian inimenggunakan metode Hierarchical Clustering untuk mengelompokkan provinsi-provinsi di Indonesiaberdasarkan data capaian STBM tahun 2023. Penelitian ini menghasilkan empat cluster denganmenggunakan Agglomerative Average Linkage sebagai metode terbaik. Hasil clustering menunjukkanCluster 1 memiliki kondisi sanitasi terburuk, Cluster 2 memiliki pencapaian terbaik, sementara Cluster 3dan Cluster 4 berada di antara keduanya, dengan beberapa aspek memerlukan perbaikan. Diperoleh nilaievaluasi hasil clustering menggunakan silhouette coefficient sebesar 0,5027. Kata Kunci : Hierarchical Clustering, STBM, Akses Sanitasi