Munculnya layanan transportasi berbasis online membawa dampak positif maupun dampak negatif, khususnya untuk mobilitas perkotaan. Salah satunya dapat terlihat pada jam-jam sibuk atau peak hours di pagi hari dan sore hari dimana sebagian besar ruang jalanan didominasi oleh motor dan pengemudi ojek online berupa motor. Surabaya memiliki level kemacetan yang sangat tinggi sehingga dinyatakan sebagai kota termacet di Indonesia menurut INRIX, 2021. (Widjayanto, 2022), sebanyak 22,35% kendaraan yang beroperasi di jalanan merupakan ojek online berupa motor sedangkan jumlah kendaraan umum khususnya bus yang beroperasi hanya 3,02% dari keseluruhan kendaraan yang beroperasi di Surabaya. Belakangan ini Pemerintah Surabaya sedang gencar-gencar nya melakukan penambahan transportasi umum berupa bus dengan harga yang sangat murah dan berfasilitas modern berupa bus Trans Semanggi dan feeder Wira Wiri. Penelitian ini mengkaji potensi modal shift angkutan ojek online berbasis sepeda motor ke angkutan bus Trans Semanggi dan feeder Wira Wiri sebagai angkutan pengumpan yang terintegrasi dengan angkutan lainnya di Surabaya sebagai upaya menurunkan tingkat kemacetan dan meningkatkan penggunaan angkutan umum. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat 3 sasaran dalam penelitian ini yaitu: 1) Mengidentifikasi variabel penentu yang menjadi faktor pemilihan pengguna moda transportasi; 2) Mengidentifikasi karakteristik pengguna moda ojek online dan bus Trans Semanggi Suroboyo; dan 3) Mengukur besar peluang peralihan moda yang mempengaruhi peralihan moda dari ojek online ke angkutan umum bus Trans Semanggi Suroboyo. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat variabel independent yang mempengaruhi peluang peralihan moda dari ojek online ke bus Trans Semanggi yaitu variabel biaya bus (X14B), Kehandalan Bus (X15B) dan perilaku supir bus (X16B) dari hasil tersebut juga didapatkan hasil peluang sebesar 30,32% dan peluang intervensi terbesar adalah 45,88%.