Komunitas perantau Demak di Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, telah melestarikan tradisi pembacaan Barzanji dan Manakib Syekh Abdul Qodir Jaelani sebagai warisan leluhur yang berfungsi tidak hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai sarana penguatan identitas dan solidaritas sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran tradisi tersebut dalam menjaga kohesi sosial serta memahami kontribusi para tokoh masyarakat dalam melestarikannya. Metode penelitian yang digunakan adalah etnografi dengan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan Barzanji dan Manakib menjadi media kebersamaan, memperkuat persaudaraan, serta menanamkan nilai-nilai keikhlasan, kesabaran, dan penghormatan terhadap tokoh agama. Para tokoh masyarakat berperan penting sebagai penggagas, pendidik, dan penjaga kesinambungan tradisi dengan melibatkan generasi muda, khususnya dalam perayaan hari-hari besar Islam seperti Maulid Nabi dan Tahun Baru Islam. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tradisi ini memiliki nilai multidimensional: religius, sosial, budaya, dan edukatif, yang menjadikannya sebagai instrumen sosial dalam memperkuat solidaritas di kalangan perantau. Implikasi penelitian ini menekankan pentingnya pelestarian tradisi keagamaan sebagai sarana integrasi sosial dan identitas budaya dalam masyarakat multikultural.