Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Efektifitas Minyak Kenanga (Cananga Odorata) sebagai Agen Deparafinisasi pada Pewarnaan Hematoxylin-Eosin Putri, Gela Setya Ayu; Diyanah, Dina; Iswara, Arya
Jaringan Laboratorium Medis Vol 6, No 1 (2024): May 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jlm.v6i1.10824

Abstract

Histological staining usually requires deparaffinization before starting the staining process. Deparaffinization is a paraffin removal step that often uses a xylol solution. Deparaffinization with xylol has disadvantages, including being toxic, harmful to the human body, and hazardous to the environment. A safer alternative to xylol is required. Ylang-ylang oil, which contains β-caryophyllene, is non-polar and can be used as a substitute for xylol. This study aimed to compare the staining quality of guinea pig liver tissue slides with and without heating as a deparaffinization agent in hematoxylin-eosin (HE) staining. The research set up a quasi-experimental approach using samples of guinea pig liver tissue slides. The sample size was calculated using the Federer formula (n-1) (t-1) ≥ 15, resulting in a total sample of 27 slides divided into three treatment groups: xylol, ylang-ylang oil with and without heating. The Kruskal-Wallis test was used to examine the data. The quality staining of guinea pig liver slides deparaffinized with xylol was 100% good, and deparaffinization of ylang-ylang oil with heating was 100% good, whereas deparaffinization with ylang-ylang oil without heating was 11.1% less good, and the quality was good with an 88.9%. The normality test indicated that the data were not normally distributed (p0.05). The Kruskal-Wallis test was then used.
Efektifitas Minyak Kenanga (Cananga Odorata) sebagai Agen Deparafinisasi pada Pewarnaan Hematoxylin-Eosin Putri, Gela Setya Ayu; Diyanah, Dina; Iswara, Arya
Jaringan Laboratorium Medis Vol. 6 No. 1 (2024): May 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jlm.v6i1.10824

Abstract

Histological staining usually requires deparaffinization before starting the staining process. Deparaffinization is a paraffin removal step that often uses a xylol solution. Deparaffinization with xylol has disadvantages, including being toxic, harmful to the human body, and hazardous to the environment. A safer alternative to xylol is required. Ylang-ylang oil, which contains β-caryophyllene, is non-polar and can be used as a substitute for xylol. This study aimed to compare the staining quality of guinea pig liver tissue slides with and without heating as a deparaffinization agent in hematoxylin-eosin (HE) staining. The research set up a quasi-experimental approach using samples of guinea pig liver tissue slides. The sample size was calculated using the Federer formula (n-1) (t-1) ≥ 15, resulting in a total sample of 27 slides divided into three treatment groups: xylol, ylang-ylang oil with and without heating. The Kruskal-Wallis test was used to examine the data. The quality staining of guinea pig liver slides deparaffinized with xylol was 100% good, and deparaffinization of ylang-ylang oil with heating was 100% good, whereas deparaffinization with ylang-ylang oil without heating was 11.1% less good, and the quality was good with an 88.9%. The normality test indicated that the data were not normally distributed (p<0.05). The Kruskal-Wallis test was then used.
Sosialisasi dan Pemeriksaan Gula Darah Pada Warga Lansia di Perumahan Bukit Kencana Jaya RW 13 Kecamatan Tembalang Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah Fitrah, Reza; Lestari, Citra Rahayu; Putri, Vivi Vahtalava; Riswan, Riswan; Rafiyanto, Achmad; Ningsi, Ana Lestari; Jumardi, Muhamad; Wahyuni, Arti; Widyani, Dhiyananda; Diyanah, Dina; Ethica, Stalis Norma; Afriansyah, M. Ardi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4 No 3 (2024): JPMI - Juni 2024
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.2681

Abstract

Faktor risiko yang mempengaruhi penyakit DM yaitu usia, genetik, jenis kelamin, dan pola makan. Observasi yang telah dilakukan terhadap penduduk di wilayah perumahan Bukit Kencana Jaya, sebagian besar warga telah rutin melalukan pemeriksaan gula darah, namun terdapat pula beberapa warga yang tidak rutin melakukan pemeriksaan gula darah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyampaikan informasi kepada warga lansia seputar penyakit diabetes melitus mulai dari faktor risiko, gejalah, pencegahan, dna melakukan pemeriksaan gula darah. Penyuluhan dilakukan oleh tim mahasiswa dan dosen Universitas Muhammadiyah dalam skema PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) dengan metode ceramah yang didukung penggunaan media brosur Evaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan dengan kuesioner, sedangkan pemeriksaan gula darah dilakukan secara langsung oleh mahasiswa Program Diploma Teknologi Laboratorium Medik. Hasil dari kegiatan yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan dengan media brosur meningkatkan pemahaman peserta akan pentingnya pengetahuan tentang diabetes melitus. Dari pemeriksaan kadar gula darah yang dilakukan, terdapat 5 orang warga lansia memiliki kadar gula darahnya melebihi batas normal (hiperglikemia) dan sebanyak 48 orang warga lansia yang memiliki kadar gula darah dalam batas normal. Kemudian, dari hasil sosialisasi mengenai diabetes melitus, didapatkan hasil rata-rata nilai pretest sebesar 77,35 dan hasil rata-rata nilai posttest sebesar 97.73, sehingga dapat disimpulkan bahwa warga lansia telah memahami mengenai diabetes melitus.