Kelompok Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga (ASMAN TOGA) dan akupresur merupakan kelompok masyarakat yang berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat serta mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan melalui pemanfaatan Toga dan akupresur. Kebun toga di Desa Wage tersebar di ketujuhbelas RW yang ada, namun kondisi kebun TOGA kurang terawat dan terdapat banyak gulma yang dapat menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman karena keterbatasan dana pemeliharaan tanaman yaitu tingginya biaya pengadaan pupuk dan pestisida kimia yang selama ini digunakan. Disisi lain, keberadaan gulma akan menurunkan produksi biomassa dan kandungan metabolit sekundernya sehingga dapat menurunkan kualitas dari minuman herbal yang akan diproduksi. Saat ini, kelompok Asman Toga ini masih menerapkan budidaya tanaman secara kimiawi dalam memelihara tanaman obat di masing-masing kebun toga setiap RW. Penerapan budidaya tanaman berpengaruh terhadap produksi biomassa dan kandungan metabolit sekunder tanaman serta rentan terhadap akumulasi logam berat yang berasal dari penggunaan pupuk, pestisida maupun herbisida kimia yang berlebihan. Guna mengatasi kondisi tersebut perlu dilakukan pelatihan dan pendampingan budidaya secara organic yang ramah lingkungan, seperti probiotik, pupuk organic cair dan biosaka serta pengaplikasiannya pada kebun toga di masing-masing RW perlu dilakukan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa baik pengurus maupun anggota kelompok Asman Toga dan Akupresur Ciltoria Ternatea Desa Wage sangat antusias mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh tim Pelaksana PKM dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan telah mampu mengaplikasikan IPTEK yang dialihteknologikan. Pengurus kelompok mitra akan terus melakukan pendampingan dan monitoring penerapan IPTEK yang diberikan sebagai wujud keberlangsungan penerapan pertanian organic pada tanaman herbal.