Proses pembelajaran yang ideal mencakup aspek interaktif, memberikan tantangan, membangkitkan motivasi, menyenangkan, serta memfasilitasi peserta didik dengan menyediakan ruang belajar yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Pembelajaran ideal juga harus mampu mengeksplorasi potensi kreatif peserta didik sehingga tercipta kemandirian dalam belajar. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa metode pembelajaran sejarah seringkali terbatas pada ceramah, mencatat, dan menghafal. Hal ini menyebabkan peserta didik menganggap pembelajaran sejarah kurang bermakna. Padahal, pembelajaran sejarah sangat penting untuk membangun karakter dan melatih kemampuan berpikir kritis serta analitis siswa. Pembelajaran sejarah yang dirancang dengan menarik dapat membantu peserta didik berpikir dari berbagai perspektif dan mampu berinterpretasi secara mendalam. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mengembangkan game edukasi multiplayer berbasis Augmented Reality (AR) yang menyajikan pertanyaan sejarah terkait materi Perang Tondano I dan Tondano II. Game ini diterapkan dalam pembelajaran sejarah di kelas menggunakan pendekatan TARL (Technology-Augmented Reality Learning). Metode penelitian yang digunakan meliputi studi kepustakaan dan wawancara untuk mengumpulkan data serta mengevaluasi efektivitas media pembelajaran. Media pembelajaran History Game berbasis AR diuji coba kepada 35 siswa SMAN 9 Malang, di mana siswa diminta untuk bermain game, menjawab pertanyaan, serta menyelesaikan tantangan yang diberikan dalam game. Hasil uji coba menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis AR ini menarik, interaktif, dan bermanfaat untuk membantu siswa memahami materi pembelajaran sejarah. Peserta didik menyatakan bahwa History Game mampu meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran serta memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan bermakna. Temuan ini menunjukkan potensi media pembelajaran berbasis AR untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah secara signifikan.