Astani, Rafif Febroaldo
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS FUNDAMENTAL SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN DIVIDEND DISCOUNT MODEL (DDM) DAN PRICE EARNING RATIO (PER) PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR BATU BARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2018-2022 Sudaryono, Sudaryono; Darmawati, Sri Sapto; Kusrina, Bertilia Lina; Astani, Rafif Febroaldo
Komitmen: Jurnal Ilmiah Manajemen Vol 5, No 2 (2024): KOMITMEN: Jurnal Ilmiah Manajemen
Publisher : FEBI UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jim.v5i2.43144

Abstract

Penilaian saham investor adalah untuk mengurangi risiko dan meningkatkan keuntungan. karakteristik investasi pada saham adalah memiliki imbal hasil yang tinggi namun juga memiliki risiko tinggi pula. Untuk meminimalkan risiko, investor dapat melakukan analisis fundamental yaitu dengan mempertimbangkan kinerja keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan harga wajar saham perusahaan sub sektor batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2018-2022 dengan dua pendekatan, yaitu Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER). Sampel terpilih terdiri dari 7 perusahaan memenuhi kriteria dari 29 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, menurut Dividend Discount Model (DDM), saham BYAN, PTBA, ITMG, ADRO, dan MBAP berada dalam kondisi undervalued, sehingga disarankan untuk membeli saham tersebut. Sementara itu, saham BSSR dalam kondisi correctly valued, dengan rekomendasi untuk menahan sahamnya. Saham GEMS, berdasarkan DDM, berada dalam kondisi overvalued, sehingga disarankan untuk tidak membeli. Dengan pendekatan Price Earning Ratio (PER), saham BYAN, PTBA, dan GEMS juga ditemukan undervalued dan dianjurkan untuk dibeli. Namun, saham ITMG, ADRO, BSSR, dan MBAP berada dalam kondisi overvalued, sehingga keputusan yang tepat adalah tidak membeli saham tersebut.