Adolescents often make hasty decisions as they go through a period of rapid growth and change. At this stage, they do not fully understand themselves or their true needs, which leads them to follow momentary desires without considering the consequences, including in career choices (Widyaningrum & Hastjarjo, 2016). Emotional intelligence plays a crucial role in helping adolescents face various challenges during their studies, enabling them to make more thoughtful career decisions (Ran et al., 2022). Hanifah et al. (2023) explain that self-efficacy is highly influenced by a person's emotional state. Positive emotions can enhance self-efficacy, while emotional intelligence allows individuals to manage their emotions effectively, helping them achieve optimal self-efficacy. This study involved 138 high school students in the Jabodetabek area to explore the relationship between emotional intelligence and self-efficacy in career decision-making. Data was collected using two main instruments: the Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) to measure students' emotional intelligence and the Career Decision-Making Self-Efficacy (CDMSE) to assess their self-efficacy in making career decisions. The results of this study indicate a significant relationship between the two variables, where high emotional intelligence contributes to an increase in self-efficacy in career decision-making. ABSTRAKRemaja kerap membuat keputusan secara terburu-buru karena sedang melalui masa pertumbuhan dan perubahan yang cepat. Pada tahap ini, mereka belum sepenuhnya memahami diri sendiri atau kebutuhan sebenarnya, sehingga cenderung mengikuti keinginan sesaat tanpa memikirkan dampaknya, termasuk dalam memilih karir (Widyaningrum & Hastjarjo, 2016). Kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam membantu remaja menghadapi berbagai tantangan selama masa studi, sehingga mereka dapat membuat keputusan karir yang lebih matang (Ran et al., 2022). Hanifah et al. (2023) menjelaskan bahwa efikasi diri sangat dipengaruhi oleh kondisi emosi seseorang. Emosi positif dapat meningkatkan efikasi diri, sementara kecerdasan emosional memungkinkan seseorang mengelola emosinya dengan baik, sehingga mampu mencapai efikasi diri yang optimal. Penelitian ini melibatkan 138 siswa SMA di wilayah Jabodetabek dengan tujuan mengeksplorasi hubungan antara kecerdasan emosional dan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir. Data dikumpulkan menggunakan dua alat ukur Wong and Law Emotional Intelligence Scale (WLEIS) untuk mengukur kecerdasan emosional siswa, dan Career Decision-Making Self-Efficacy (CDMSE) untuk menilai tingkat efikasi diri mereka dalam membuat keputusan karir. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kedua variabel tersebut, di mana kecerdasan emosional yang tinggi berkontribusi pada peningkatan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir.