Latar Belakang: Hipoksia adalah hasil dari ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen. Pada kondisi hipoksia, otot rangka dituntut untuk menghasilkan ATP dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan fungsi kontraksi dengan O2 yang terbatas. Beberapa penyakit terkait penuaan sering disertai dengan kondisi hipoksia, demikian juga penyakit yang disebabkan oleh kelainan jantung dan paru. Hipoksia kronik sering terjadi pada populasi lanjut usia oleh karena cedera iskemik yang menginduksi sejumlah respons adaptif terhadap lingkungan mikro selnya. Tujuan: Penelitian ini untuk melihat bagaimana fenomena perubahan metabolisme salah satu sumber energi pada otot rangka pada kedaan hipoksia sistemik kronik, dengan mengukur aktivitas spesifik CK dan kadar kreatinin otot rangka pada tikus. Metode: Tikus hipoksia dibuat dengan cara memasukkan tikus ke dalam hypoxia chamber yang dialiri campuran gas oksigen 10% dan nitrogen 90%. Aktivitas spesifik CK diukur secara spektrofotometri menggunakan kit Creatine kinase N-acetyl-L-cysteine (Randox®), kadar kreatinin dengan metode Folin, sedangkan protein total otot tikus diukur dengan metode Christian-Warburg. Hasil: Aktivitas spesifik CK otot tikus kelompok 1H, 3H, 5H, 7H, dan 14H menurun secara bermakna dibandingkan dengan kelompok K (Kruskal-Wallis) (P0,05). Kadar kreatinin otot tikus kelompok 1H dan 14H menurun secara bermakna dibanding dengan kelompok K, sedangkan kelompok 3H, 5H, 7H meningkat secara bermakna dibanding dengan kelompok K (Kruskal-Wallis) (P0,05). Simpulan: Hipoksia sistemik kronik menyebabkan penurunan aktivitas spesifik CK otot tikus semua kelompok dibanding kontrol. ATP untuk membentuk kreatin fosfat menurun menyebabkan kreatin bebas meningkat. Hasil oksidasi kreatin bebas menjadi kreatinin meningkat terlihat pada kelompok 3H, 5H, dan 7H.