ABSTRAKDi Indonesia, tantangan pengangguran masih menjadi persoalan serius, terutama di daerah dengan pertumbuhan penduduk tinggi dan keterbatasan lapangan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah penduduk, tingkat pendidikan, dan upah minimum kabupaten terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pandeglang. Ketidaksesuaian antara keterampilan pencari kerja dengan kebutuhan dunia industri menyebabkan rendahnya tingkat penyerapan tenaga kerja formal. Sebagian besar tenaga kerja akhirnya hanya mampu terserap di sektor informal, yang cenderung tidak stabil dan berproduktivitas rendah. Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah kebijakan Upah Minimum Kabupaten (UMK). Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis regresi linear berganda menggunakan data sekunder time series tahun 2010–2024 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat pengangguran terbuka, sedangkan variabel independennya adalah jumlah penduduk, tingkat pendidikan, dan upah minimum kabupaten. Nilai R² sebesar 0,943 menunjukkan bahwa model regresi mampu menjelaskan 94,3% variasi tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pandeglang. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah penduduk, tingkat pendidikan, dan upah minimum kabupaten berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka. Artinya, peningkatan jumlah penduduk, tingkat pendidikan, dan upah minimum cenderung mendorong kenaikan pengangguran terbuka karena tekanan pasar tenaga kerja semakin besar, keterampilan tenaga kerja tidak selalu sesuai kebutuhan lapangan kerja, serta kenaikan upah minimum dapat menekan perekrutan tenaga kerja baru.ABSTRACTIn Indonesia, unemployment remains a serious problem, especially in areas with high population growth and limited job opportunities. This study aims to analyze the effect of population size, education level, and district minimum wage on the open unemployment rate in Pandeglang District. The mismatch between job seekers' skills and industry needs has resulted in low formal employment rates. Most workers end up being absorbed only in the informal sector, which tends to be unstable and low in productivity. Another influencing factor is the District Minimum Wage (UMK) policy. The method used is a quantitative method with multiple linear regression analysis using secondary time series data from 2010 to 2024 obtained from the Pandeglang District Statistics Agency. The dependent variable in this study is the open unemployment rate, while the independent variables are population size, education level, and the county minimum wage. The R² value of 0.943 indicates that the regression model is able to explain 94.3% of the variation in the open unemployment rate in Pandeglang County. The analysis shows that the population size, education level, and minimum wage of a district have a positive and significant effect on the open unemployment rate. This means that an increase in population size, education level, and minimum wage tends to drive up open unemployment because labor market pressures increase, labor skills do not always match job requirements, and an increase in the minimum wage can discourage the recruitment of new workers.