Masa remaja adalah masa yang paling rentan dalam perkembangan kehidupan selanjutnya, ketika seseorang mampu bertahan hidup.Prevalensi premenstrual syndrome (PMS) di Indonesia semakin meningkat dan sekitar 80% wanita usia remaja mengalami gejala premenstrual syndrome yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Pengetahuan remaja tentang Premenstrual syndrome dan upaya pencegahan merupakan stimulus yang diharapkan dapat membentuk perilaku remaja yang lebih baik. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi di SMA Negeri 1 Godean Design penelitian adalah kuantitatif menggunakan pre eksperiment desain dengan pendekatan One-Group Pretest-Postest. Sampel diambil dengan metode probability sampling selama 1 hari dengan jumlah sampel 60 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data dilakukan dengan Wilcoxon.pengetahuan remaja sebelum diberikan penyuluhan paling banyak dalam kategori cukup sebanyak 27 respondesn (45%). Pengetahuan remaja setelah diberikan penyuluhan tentang sindrom premenstruasi (PMS) paling banyak dalam kategori baik sebanyak 44 responden (73%). Ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi. hal ini ditunjukan dari hasil uji statistik dengan Wilcoxon diperoleh p-value sebesar 0.000 dimana nilai p-value <0,05sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil uraian tersebut maka dapat diputuskan ada pengaruh terhadap tingkat pengetahuan remaja putri tentang sindrom premenstruasi dan nilai p-value sebesar 0,000 nilai tersebut <0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.