<![CDATA[Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan usaha pertanian jagung hibrida yang dilakukan di lahan kering di Desa Gattungan. Penelitian ini dilaksanakan pada periode Agustus hingga Oktober 2024. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling), dengan tujuan untuk mendapatkan area yang relevan dengan topik yang diteliti. Sementara itu, pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode acak sederhana (simple random sampling). Sebanyak 20 orang petani dipilih sebagai sampel dari total populasi yang berjumlah 200 orang, atau sekitar 10% dari jumlah populasi tersebut. Untuk menganalisis data yang terkumpul, peneliti menggunakan pendekatan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa pendapatan rata-rata per hektar yang diperoleh oleh petani yang menanam jagung hibrida di lahan kering dengan varietas Pioneer 21 mencapai Rp 11.316.000/ha. Pendapatan rata-rata per hektar untuk varietas Pioneer 21 adalah Rp 20.500.000/ha, dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 9.184.000/ha per musim tanam. Selanjutnya, hasil analisis kelayakan usaha tani menunjukkan Indeks RIC-Ratio untuk jagung hibrida Pioneer 21 sebesar 2,23, yang lebih besar dari angka 1. Hal ini menunjukkan bahwa usaha tani jagung hibrida memberikan keuntungan ekonomis bagi petani di Desa Gattungan. Artinya, untuk setiap pengeluaran biaya sebesar Rp 1, petani akan memperoleh keuntungan sebesar Rp 2,23 dalam satu kali musim tanam.]]>
