Beasiswa KIP Kuliah merupakan program yang sangat penting dalam memberikan akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu yang memiliki potensi akademik. Program ini tidak hanya membantu meringankan beban biaya kuliah, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi dan meningkatkan kualitas hidup. Tingginya jumlah pendaftar beasiswa ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi dalam melakukan seleksi penerima beasiswa. Perguruan tinggi harus memastikan bahwa beasiswa ini diberikan secara tepat sasaran dan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan menerapkan sistem pendukung keputusan (SPK) untuk proses seleksi penerima beasiswa KIP Kuliah di Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh (STT Payakumbuh) yang masih dilakukan secara konvensional di mana membutuhkan waktu lama, kurang efisien, dan memiliki subjektivitas yang tinggi serta kurang transparansi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi dari Analysis Hierarchy Process (AHP) dan VIKOR, yang merupakan bagian dari Multi Criteria Decision Making (MCDM). AHP digunakan untuk menetapkan bobot kriteria, sementara VIKOR digunakan untuk melakukan perankingan alternatif calon penerima beasiswa. Kriteria yang digunakan pada SPK ini adalah Nilai Tes Potensi Akademik (TPA), Nilai Ijazah, Dokumen Pendukung, Penghasilan Ayah, Penghasilan Ibu, Jumlah Tanggungan, Status Kepemilikan Rumah, Besaran Daya Listrik, Sumber Air, dan Luas Bangunan. Data calon penerima beasiswa sebanyak 82 orang yang dinilai berdasarkan 10 kriteria, sistem berhasil mengidentifikasi 11 orang calon penerima beasiswa yang direkomendasikan dengan nilai indeks Vikor yang terkecil, yaitu dari nilai 0,00 sampai dengan nilai 0,299. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SPK berbasis AHP-VIKOR dapat membantu mempercepat proses seleksi, meningkatkan objektivitas, dan memberikan transparansi dalam seleksi penerima beasiswa KIP Kuliah di STT Payakumbuh. Sistem ini terbukti efektif dalam menangani kompleksitas kriteria dan alternatif yang banyak, serta mampu menghasilkan peringkat calon penerima beasiswa sesuai dengan preferensi pengambil keputusan.