Permasalahan mitra Kelompok Petani Garam Segara Baruna Tianyar adalah mampu memproduksi garam krosok, namun belum mampu di pasarkan secara luas mengingat kandungan yodiumnya belum diketahui dan belum ada program pengabdian yang memfasilitasi mitra dalam hal transfer iptek pelatihan dan pendampingan produksi garam. Permasalahan di bidang produksi: kapasitas produksi garam krosok melimpah namun karena kandungan yodium belum diketahuin jadi belum bisa diproduksi secara massal; di bidang manajemen: pengelolaan usaha masih sifatnya pola manajemen kelompok yang belum jelas distribusi tugas dan pembukuan usaha masih diinput manual berpengaruh terhadap ketidakterukuran omset mitra. Metode pemecahan: sosiologi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan, evaluasi keberlanjutan program. Hasil-hasil temuan: bahwa Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) Desa Tianyar meningkatkan penyadaran dengan memotivasi dan bersosialisasi dengan petani untuk secara kolektif menyadari kemampuan dan potensi yang ada untuk memperbaiki taraf hidup, misalnya di bidang produksi, membantu mitra dalam tahapan inovasi produksi proses iodisasi garam untuk pengecekan kadar yodium di laboratorium oleh tim dari pendidikan Kimia, selanjutnya hasil dipraktikkan ke mitra. Bidang manajemen: pengelolaan manajemen usaha: pembentukan merek dagang, dan pengelolaan legalitas produk, meliputi sertifikasi BPOM, dan kepatuhan SNI. Di bidang pemasaran: pelatihan dan pendampingan ditigitalisasi marketing melalui media IG dan Facebook. Pemberdayaan petani garam Segara Baruna Tianyar dalam menigkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan berbagai program pelatihan, bimbingan berwirausaha, kelengkapan sapras. Upaya mitra dilakukan untuk mendorong adanya peningkatan ekonomi masyarakat dengan meningkatkan sumberdaya manusia, memperkuat permodalan, meningkatkan manajemen usaha dan memperluas pemasaran.