<![CDATA[Korupsi menjadi permasalahan yang terus dihadapi oleh berbagai negara termasuk Indonesia. Untuk itu dibutuhkan pembelajaran anti korupsi dalam berbagai tingkat pendidikan seperti pada tingkat perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi pembelajaran anti korupsi di lembaga kampus. Metode penelitian yaitu penelitian kualitatif deskriptif dengan kajian secara studi literatur. Hasil temuan menunjukkan bahwa di lembaga kampus masih ditemui berbagai praktik dan kebiasaan seperti mencontek, membolos, menitip absen, gratifikasi dosen, juga penyuapan dalam penerimaan mahasiswa baru. Hal ini menjadi bibit-bibit tindak pidana korupsi. Adapun dalam implementasi pembelajaran anti korupsi untuk meminimalisir kasus korupsi dilakukan dengan mengintegrasikan nilai anti korupsi sebagai bagian kurikulum. Pendidikan anti korupsi disampaikan dalam berbagai mata kuliah yang relevan seperti Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Pancasila, ataupun Pendidikan Agama. Meskipun sudah diterapkan namun implementasi pembelajaran anti korupsi masih menemui tantangan terutama karena mahasiswa hanya memahami teori antikorupsi saja namun belum melakukan praktik perilaku anti korupsi. Hal ini disebabkan karena tantangan misalnya kesadaran dan komitmen dalam menjalankan nilai anti korupsi yang masih rendah, penerapan kurikulum yang belum optimal, juga pengawasan yang kurang memadai. Dengan demikian, diharapkan bagi seluruh pihak agar memiliki kesadaran dalam membudayakan perilaku anti korupsi dengan mencegah berbagai bentuk korupsi sekecil apapun.]]>
