Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Prospects for nuclear power plant development in Indonesia: A DPSIR framework analysis for sustainable energy transition, economic implications, and environmental considerations Triani, Meiri; Azy, Fikri Noor
Jurnal Bisnis Kehutanan dan Lingkungan Vol. 2 No. 2: January (2025)
Publisher : Institute for Advanced Science, Social, and Sustainable Future

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61511/jbkl.v2i2.2025.1498

Abstract

Background: Coal-fired power plants have historically dominated Indonesia's power sector. Using fossil fuels (coal, oil, and gas) is recognized as the most significant contributor to greenhouse gas (GHG) emissions that cause the climate crisis. Methods: Therefore, this paper examines the possibility of developing a nuclear power plant in Indonesia by conducting a systematic literature review for relevant references and adopting the DPSIR (Driving Force – Pressure – State – Impact – Response) framework. Findings: The result shows that nuclear power applications could be more attractive than the development of other renewable energy sources (wind, solar) in the future because of the non-intermittent low-carbon technology with large output and longer operating life. Besides technical issues, understanding public opinion is essential for creating effective nuclear energy policies. This study emphasizes the crucial factor for Indonesia's future nuclear energy development. The successful implementation of Indonesia's climate action strategy through nuclear power will be enabled by developing collaboration between stakeholders (government, local communities, researchers, and corporate partners) and creating opportunities for international cooperation. Conclusion: The threat posed by global climate change has attracted attention worldwide, including Indonesia. Under Indonesia's ambitious decarbonization target and the issue of energy security, adopting nuclear power in Indonesia's electricity system is considered a significant effort for sustainability in the energy transition in the future. Novelty/Originality of this article: The novelty of this research lies in the systematic approach in analyzing the potential development of nuclear power plants (PLTN) in Indonesia using the DPSIR framework (Driving Force - Pressure - State - Impact - Response).
Penilaian Spasial Kerentanan Air Tanah dengan Model DRASTIC untuk Mitigasi Risiko Pencemaran di Cekungan Air Tanah Jakarta Azy, Fikri Noor; Martono, Dwi Nowo; Agustina, Haruki
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 23, No 4 (2025): July 2025
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.23.4.1013-1022

Abstract

Di wilayah perkotaan dengan kepadatan tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya, proses urbanisasi dan pertumbuhan industri yang pesat telah menyebabkan pengambilan air tanah secara berlebihan serta penurunan kualitasnya. Berbagai polutan seperti nitrat, hidrokarbon dari minyak bumi, mikroba, dan bahan kimia beracun kini mengancam akuifer dan persediaan air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian spasial terhadap tingkat kerentanan intrinsik air tanah di Cekungan Air Tanah Jakarta dengan menggunakan model DRASTIC dan Sistem Informasi Geografis (SIG). Analisis dilakukan berdasarkan tujuh parameter utama hidrogeologi, yaitu kedalaman muka air tanah (D), imbuhan air (R), jenis akuifer (A), jenis tanah (S), topografi kemiringan lereng (T), pengaruh zona tak jenuh (I), dan konduktivitas hidraulik (C). Hasil analisis menghasilkan peta kerentanan yang mengelompokkan wilayah studi ke dalam empat kategori, yakni sangat rendah (0-2), rendah (3-5), sedang (6-8), dan tinggi (9-10). Wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi berada di bagian utara Jakarta seperti Kabupaten Tangerang, Jakarta Utara, dan sebagian Kota Bekasi, yang ditandai oleh kedalaman air tanah yang dangkal (hingga 0,15 meter) dan tingkat imbuhan air tanah yang tinggi (hingga 2.000 mm/tahun). Sementara itu, wilayah dengan tingkat kerentanan rendah terletak di Jakarta pusat dan di bagian selatan Jakarta seperti Jakarta Selatan, Depok, dan Tangerang Selatan, yang memiliki kedalaman air tanah lebih dari 30-meter serta tanah dengan porositas rendah. Temuan ini memberi gambaran akan perlunya pengelolaan air tanah yang baik, terutama di wilayah dengan laju urbanisasi yang tinggi. Studi ini diharapkan dapat menjadi dasar mitigasi kerentanan pencemaran di wilayah berisiko tinggi, khususnya untuk perencanaan tata ruang kota