Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Agama sebagai produk: membedah komodifikasi Agama Islam dalam industri media perfilman dan periklanan Humaira, Aisyah
Lektur: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 7, No 4 (2024): Lektur: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/lektur.v7i4.23095

Abstract

AbstrakKomodifikasi merupakan sebuah proses transformasi atau pengubahan suatu nilai guna menjadi suatu nilai yang dapat dikomersilkan atau dijual. Dalam konteks yang lebih luas, komodifikasi tidak hanya terbatas pada barang fisik saja, melainkan pada aspek-aspek abstrak seperti nilai-nilai keagamaan. Kajian ini meneliti fenomena komodifikasi agama Islam pada industri media perfilman dan periklanan. Dalam kajian ini, metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengidentifikasi penelitian terkini mengenai komodifikasi agama Islam. Selanjutnya, konteks ekonomi politik dikaji melalui analisis kualitatif tentang bagaimana prinsip-prinsip agama membentuk taktik pemasaran iklan dan produksi film. Pendekatan ini memungkinkan pemahaman menyeluruh tentang fungsi pemain utama, peraturan, dan dinamika pasar. Teori yang digunakan dalam kajian ini ialah Teori Ekonomi Politik dan Teori Semiotika. Teori Ekonomi Politik memberikan kerangka untuk mengkaji bagaimana komodifikasi agama Islam menciptakan nilai ekonomi. Analisis ini mengidentifikasi peran dunia usaha, kebijakan pemerintah, dan dinamika pasar dalam memahami bagaimana nilai-nilai agama diintegrasikan ke dalam strategi perekonomian. Konsep semiotika, khususnya tokoh seperti Ferdinand Saussure, Charles Sanders Peirce, dan Roland Barthes menjadi alat analisis untuk mendekonstruksi simbolisme agama di media. Analisis semiotika membantu kita memahami bagaimana simbol-simbol ini dibuat, diinterpretasikan, dan digunakan dalam konteks pemasaran dan film. Tujuan dari kajian ini adalah untuk memahami kompleksitas dinamika ekonomi dan semiotika yang terlibat dalam proses komodifikasi keagamaan. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa makna agama telah menjelma menjadi komoditas yang dapat dijual dan diinterpretasikan dalam konteks ekonomi politik dan analisis simbolik. Terdapat kritik terhadap komodifikasi agama Islam dengan menyebutkan kekhawatiran akan potensi kerugian yang ditimbulkannya terhadap nilai-nilai agama, perilaku stereotip, dan distorsi makna. Kajian ini berkontribusi pada pemahaman tentang bagaimana komodifikasi Islam berdampak pada tren dalam industri film dan periklanan. Pernyataan tersebut menggarisbawahi pentingnya aspek moral dan kemasyarakatan, menggarisbawahi perlunya pendekatan seimbang yang mempertimbangkan faktor ekonomi dan agama dalam masyarakat.Kata kunci: komodifikasi agama, islam, semiotik, ekonomi politik, media, periklanan, perfilman Abstract Commodification is a process of transforming or changing a useful value into a value that can be commercialized or sold. In a broader context, commodification is not only limited to physical goods, but also to abstract aspects such as religious values. This study examines the phenomenon of Islamic religious commodification in the film and advertising media industry. In this study, the method used is a qualitative method with a literature review approach. A literature review was conducted to identify the latest research on the commodification of the Islamic religion. Furthermore, the context of political economy is examined through a qualitative analysis of how religious principles shape advertising marketing tactics and film production. This approach allows for a thorough understanding of the key players' functions, regulations, and market dynamics. The theories used in this study are Political Economy Theory and Semiotic Theory. Political Economy Theory provides a framework for examining how the commodification of Islam creates economic value. This analysis identifies the role of the business world, government policies, and market dynamics in understanding how religious values are integrated into economic strategies. The concept of semiotics, especially figures such as Ferdinand Saussure, Charles Sanders Peirce, and Roland Barthes, has become an analytical tool to deconstruct religious symbolism in the media. Semiotic analysis helps us understand how these symbols are created, interpreted, and used in marketing and film contexts. The purpose of this study is to understand the complexity of economic dynamics and semiotics involved in the process of religious commodification. The results of this study show that the meaning of religion has been transformed into a commodity that can be sold and interpreted in the context of political economy and symbolic analysis. There is criticism of the commodification of Islamic religion, citing concerns about the potential harm it causes to religious values, stereotypical behavior, and distortion of meaning. This study contributes to the understanding of how Islamic commodification impacts trends in the film and advertising industries. The statement underscored the importance of moral and societal aspects, underscoring the need for a balanced approach that considers economic and religious factors in society. Keywords: commodification of religion, islam, semiotics, political economy, media, advertising, cinema
Metaverse in higher education Humaira, Aisyah; Haq, Muhammad Juraisy; Fitri, Tasya Nurul
Hipkin Journal of Educational Research Vol. 1 No. 1 (2024): Hipkin Journal of Educational Research, April 2024
Publisher : Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64014/hipkin-jer.v1i1.8

Abstract

This research is descriptive research with a qualitative approach, using a literature review method to collect data from previous research. The main research focus is on the development of Metaverse technology, especially in the context of applications in the tourism industry and higher education levels. The application of Metaverse at the higher education level involves the use of augmented reality (AR) and virtual reality (VR) technology to create interactive learning environments. Several universities in Indonesia, such as the Faculty of Medicine, Unika Atma Jaya and Binus, have started to integrate Metaverse into the learning process. To implement Metaverse in higher education, thorough preparation is required, including legal foundations, cybersecurity, digital literacy, and adequate infrastructure. Cross-platform integration and simple tutorials for students are important in ensuring good adaptation. The advantages of using Metaverse in higher education include increased motivation, deeper learning experiences, and differentiated interaction opportunities. However, there are obstacles such as access inequality, network issues, and risks related to data security and privacy. Despite these challenges, adaptation to the Metaverse in education has significant positive potential to improve the quality of learning and provide unique experiences for students in the future.   Abstrak Para peneliti telah mengidentifikasi berbagai pokok bahasan, seperti kemajuan teknologi metaverse, penerapan teknologi metaverse di perguruan tinggi, prasyarat untuk memasukkan metaverse ke dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi, keuntungan memanfaatkan metaverse di perguruan tinggi, dan kendala untuk menerapkan metaverse di pendidikan tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk mengkaji banyak aspek yang terkait dengan penggunaan metaverse di pendidikan tinggi, mencakup kemajuan teknologi dan hambatan yang dihadapi selama penerapannya. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan literatur dengan proses metodis yang digunakan untuk mengumpulkan, mengevaluasi, dan memadatkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh penulis lain dengan topik "Metaverse dalam pendidikan tinggi" dari berbagai artikel jurnal baik dalam negeri maupun global. Temuan penelitian menunjukkan bahwa metaverse berpotensi meningkatkan pengalaman pendidikan yang interaktif dan kreatif, temuan juga memberikan bukti yang mendukung gagasan dasar bahwa metaverse berpotensi menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan pembelajaran di pendidikan tinggi. Selain itu, penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi dampak jangka panjang dari pengintegrasian metaverse ke dalam pendidikan tinggi, termasuk potensi dampak terhadap kemampuan sosial dan profesional dan lebih lanjut diperlukan untuk mencapai pemahaman yang lebih menyeluruh tentang bagaimana teknologi ini dapat diintegrasikan secara efektif. ke pendidikan tinggi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kata Kunci: metaverse; pendidikan tinggi; pembelajaran
Penerapan Terapi Musik dalam Manajemen Kecemasan pada Penderita Diabetes dan Penyakit Kronik Syafyusari, Febria; Maifita, Yesi; Andriani, Linda; Fitria, Arina Huda; Salsabila, Alivia; Anggraini, Anggi; Febriani, Annisa; Humaira, Aisyah
Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat) Vol 5 No 6 (2025): Jurnal Pustaka Mitra (Pusat Akses Kajian Mengabdi Terhadap Masyarakat)
Publisher : Pustaka Galeri Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55382/jurnalpustakamitra.v5i6.1386

Abstract

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit kronis dengan prevalensi tinggi di Indonesia. Penderita diabetes tidak hanya menghadapi masalah fisik, tetapi juga masalah psikologis berupa kecemasan. Banyak pasien merasa cemas terkait kemungkinan komplikasi, rutinitas pemeriksaan gula darah, dan kepatuhan jangka panjang terhadap pengobatan. Jika kondisi psikologis ini tidak ditangani, hal tersebut dapat memperburuk kontrol glukosa darah dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan. Terapi musik merupakan intervensi non farmakologis yang terbukti dapat menurunkan kecemasan. Penyakit kronik lain, seperti penyakit kardiovaskular, kanker, PPOK, dan gagal ginjal, juga sering disertai distres psikologis berupa stres, kecemasan, dan nyeri, yang mempengaruhi kualitas hidup. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan mengoptimalkan kesehatan masyarakat dan menurunkan kecemasan melalui penerapan terapi musik pada penderita diabetes dan penyakit kronik. Metode kegiatan meliputi survei masalah mitra, persiapan lokasi di wilayah kerja Puskesmas Kebun Sikolos pada bulan Februari 2025, pemeriksaan kesehatan, edukasi, penerapan terapi musik :pengukuran dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan sesudah terapi musik, untuk melihat perubahan tingkat kecemasan peserta. Penilaian dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih melalui wawancara dan observasi langsung. Penggunaan HARS dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dipilih karena mudah diterapkan pada pasien dengan penyakit kronik, evaluasi, dan dokumentasi hasil. Hasil menunjukkan dari 46 peserta, 22 mengalami kecemasan ringan dan 6 kecemasan sedang dan 0 kecemasan berat. Terapi musik dapat menjadi intervensi keperawatan komplementer yang mudah, murah, dan dapat diterapkan di rumah maupun fasilitas kesehatan untuk menurunkan kecemasan. Tenaga kesehatan disarankan mengenalkan terapi musik sebagai bagian dari perawatan komprehensif penderita diabetes dan penyakit kronik.