Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Feminisme and Sexual Harassment: Gerakan #Meetoo Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Nasution, Kevin Rasyid Sabili; H, Haryati; Salsabilla, Clara Adinda; Marbun, Nurabni Rahmadani; Purba, Maulida Salsabila; Hutabarat, Rizky Octaviani Aulia
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 1 (2025): February
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The phenomenon of sexual violence in academic environments is a serious concern, including at the State Islamic University of North Sumatra (UINSU). This study examines how the #MeToo movement, which is rooted in feminism and an intersectional perspective, provides space for students of the Faculty of Social Sciences to speak out and fight against sexual violence. Data shows that many cases are not reported due to social stigma, patriarchal culture, and lack of trust in reporting mechanisms. The #MeToo movement was adopted by UINSU students through a digital platform to open up discussion space, support victims, and raise collective awareness about this issue. The study uses a phenomenological approach and qualitative methods to explore students' experiences, with in-depth interviews and observations as data collection techniques. The findings show that sexual violence is not only an individual problem, but also a reflection of gender inequality that is institutionalized in social and cultural structures. Challenges in the form of conservative resistance and stereotypes towards feminism are major obstacles in creating a safe academic environment. This study recommends strategic steps, including providing a safe complaint channel, gender equality education, and collaboration between students and institutions in building an inclusive campus culture. By integrating Islamic values, UINSU can become a model of educational institution that upholds justice, equality, and protection for victims of sexual violence. The #MeToo movement on campus has the potential to create sustainable systemic change in the academic environment.
Representasi Kehidupan dan Kematian dalam Film A Man Called Otto: Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Konteks Relasi Sosial Purba, Maulida Salsabila; Ritonga, Muhammad Husni
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 8, No 4 (2025): Oktober, Social Issues and Problems in Society
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v8i4.50533

Abstract

Penelitian ini berjudul Representasi Kehidupan dan Kematian dalam Film A Man Called Otto: Kajian Semiotika Charles Sanders Pierce dalam Konteks Relasi Sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana tanda-tanda visual dan verbal dalam film A Man Called Otto merepresentasikan makna kehidupan dan kematian, serta bagaimana tanda-tanda tersebut berhubungan dengan relasi sosial tokoh utama. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce yang membagi tanda menjadi tiga kategori, yaitu ikon, indeks, dan simbol. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis, dimana data diperoleh melalui pengamatan terhadap adegan, dialog, dan elemen visual dalam film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film A Man Called Otto menampilkan kehidupan dan kematian sebagai dua konsep yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dari hubungan sosial manusia. Melalui ikon, indeks, dan simbol, film ini menggambarkan proses perubahan makna kematian dari kesedihan menjadi penerimaan, serta kehidupan sebagai ruang untuk berbagi dan berinteraksi. Relasi sosial antara Otto dan lingkungan sekitarnya menjadi kunci dalam perubahan makna eksitensi tokoh utama, dari kesepian menuju keterhubungan.