Abstrak : Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, DIY, merupakan salah satu sentra penghasil salak pondoh berkualitas. Namun, produktivitas salak pondoh sering terganggu oleh kendala irigasi, terutama saat musim kemarau, yang menyebabkan kelembapan tanah menurun secara signifikan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem irigasi berbasis Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan efisiensi dan pemerataan distribusi air di perkebunan salak pondoh. Sistem dirancang menggunakan ESP32 sebagai mikrokontroler utama, sensor kelembapan tanah, sensor aliran air, dan solenoid valve untuk kontrol otomatis. Data dipantau secara realtime melalui aplikasi Android dan disimpan di Firebase serta kartu MicroSD untuk mendukung mode offline. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem irigasi mampu bekerja secara optimal sesuai parameter kelembapan tanah. Selama pengujian empat hari, sistem dapat membuka dan menutup pintu air secara otomatis, menjaga kelembapan tanah dalam kisaran optimal (234–265 (%) atau ratio VWC (Volumetric Water Content)) dengan rata-rata debit air lebih dari 1,0 liter/menit. Sistem juga mampu mendeteksi hambatan seperti penyumbatan saluran air, dengan respon otomatis yang sesuai. Efisiensi penggunaan air meningkat hingga 30% dibandingkan metode manual, sementara sistem monitoring berbasis Android mempermudah pengelolaan irigasi secara terpusat. Data yang tersimpan di Firebase dan MicroSD menunjukkan konsistensi dan keandalan sistem, baik dalam mode online maupun offline. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan IoT pada irigasi dapat menjadi solusi efektif untuk tantangan di sektor pertanian, khususnya perkebunan salak pondoh. Sistem ini berpotensi dikembangkan lebih lanjut dengan integrasi energi terbarukan dan analitik data berbasis kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.Kata kunci: Internet of Things, irigasi, Sensor, salak pondoh, ESP32