Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Fitoremediasi Logam Berat Sistem Lahan Basah Terapung Menggunakan Tanaman Akar Wangi (Chryzophogon zizanioides (L.) Roberty) sebagai Hiperakumulator Priantoro, Ekaputra Agung; Suryaatmana, Pujawati; Sumiarsa, Dadan; Widyarani; Butar butar, Erni Saurmalinda; Sembiring, Tarzan
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 26 No. 1 (2025)
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/jtl.2025.5052

Abstract

ABSTRACT Pollution in the water environment is becoming increasingly massive. Rivers are polluted by industrial and household waste, which results in natural systems no longer being able to process pollutant materials that enter water bodies, so technological breakthroughs are needed that can come into direct contact with the surface of the water and be used in rivers and lakes. Phytoremediation is a waste processing method using plants grown in polluted environments. Floating wetland systems (constructed floating wetlands) provide a practical solution for dealing with pollution in the aquatic environment because they are directly in contact with polluted water bodies. Also, selecting plant species for floating wetlands determines the system's success in processing waste. The vetiver plant (Chryzopogon zizanioides (L.) Roberty) is a heavy metal hyperaccumulator plant that can grow well in aquatic and terrestrial environments. Still, it needs to be considered because not all cultivars can grow well in standing water, so they are unsuitable for processing liquid waste. Vetiver plants have several advantages compared to other aquatic plant species for floating wetland applications, such as being non-invasive and having no rhizomes, a root system extending downwards, and a massive root system to be used as a biofilter. Floating wetland systems are not widely used in natural systems or for final waste processing. The research is a literary study of floating wetlands, which has been implemented in several countries. The benefit of this research is to examine the ability of the vetiver plant as a hyperaccumulator plant from several studies that have been carried out so that it can be applied in natural environments. ABSTRAK Pencemaran di lingkungan perairan semakin masif terjadi. Sungai tercemar oleh limbah buangan industri dan rumah tangga, yang mengakibatkan sistem alami tidak mampu lagi mengolah bahan pencemar yang masuk ke dalam badan air sehingga diperlukan terobosan teknologi yang dapat langsung bersentuhan di permukaan air dan dipergunakan di sungai maupun danau. Fitoremediasi merupakan metode pengolahan limbah dengan menggunakan tanaman yang ditumbuhkan pada lingkungan  tercemar. Sistem lahan basah terapung (constructed floating wetlands) memberikan solusi praktis untuk mengatasi pencemaran di lingkungan perairan, karena langsung bersentuhan dengan badan air yang tercemar. Selain itu pemilihan spesies tanaman yang akan digunakan dalam lahan basah terapung menentukan keberhasilan dari sistem untuk menolah limbah. Tanaman vetiver (Chryzopogon zizanioides (L) Roberty) merupakan tanaman hiperakumulator logam berat dapat tumbuh baik dalam lingkungan perairan dan daratan, namun perlu diperhatikan karena tidak semua kultivar mampu tumbuh dengan baik pada genangan air, sehingga tidak cocok untuk pengolahan limbah cair. Tanaman vetiver memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan spesies tanaman air lainnya untuk penerapan lahan basah terapung, seperti sifatnya yang non-invasif dan tidak memiliki rimpang, memiliki sistem perakaran yang menjulur ke bawah, sistem perakarannya yang masif, sehingga dapat digunakan sebagai biofilter. Sistem Lahan basah terapung belum banyak digunakan, baik dalam sistem alami maupun bertujuan pengolahan limbah akhir. Penelitian ini merupakan studi literatur mengenai lahan basah terapung yang sudah diterapkan di beberapa negara. Manfaat dari penelitian ini untuk menelaah kemampuan tanaman vetiver sebagai tanaman hiperakumulator dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan untuk selanjutnya bisa diterapkan di lingkungan alami.
PRODUKTIVITAS DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN YANG DIPELIHARA PADA KOLAM KERAMBA JARING APUNG SMART DI WADUK JATILUHUR, PURWAKARTA, JAWA BARAT Warsa, Andri; Sembiring, Tarzan; Astuti, Lismining Pujiyani
Berita Biologi Vol 22 No 1 (2023): Berita Biologi
Publisher : BRIN Publishing (Penerbit BRIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55981/beritabiologi.2023.798

Abstract

Kegiatan budidaya yang melebihi daya dukung dapat menyebabkan penurunan kualitas air sebagai akibat beban cemar dari sisa pakan dan metabolisme yang terbuang ke perairan. Oleh karena itu, perlu adanya teknologi budidaya yang ramah lingkungan. Keramba Jaring Apung (KJA) SMART merupakan sistem budidaya yang memadukan antara KJA jaring ganda dan kantung penampung limbah serta dilengkapi dengan fitrasi dengan tumbuhan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan, rasio konversi pakan (FCR) dan produktivitas ikan yang dipelihara pada KJA SMART. Penelitian ini dilakukan di Waduk Jatiluhur pada Februari-Mei 2022 di zona Pasir Canar. Kolam pemeliharaan adalah kolam ganda yang terdiri dari dua kolam bagian dalam dengan ukuran 7 x 7 x 3 m dan bagian luar dengan ukuran 14 x 7 x 6 m. Ikan mas (Cyprinus carpio Linnaeus, 1758) dipelihara pada kolam bagian dalam, sedangkan ikan nila (Oreochromis niloticus Linnaeus, 1758) dipelihara pada kolam bagian luar. Benih ikan mas dan nila yang digunakan dalam percobaan sebanyak 150 dan 200 kg dengan berat rata-rata 13,5 dan 49,0 g dengan waktu pemeliharaan selama 75 hari dengan pemberian pakan sekenyangnya. Pengukuran panjang dan penimbangan berat ikan dilakukan dengan interval 15 hari untuk 10 ekor ikan contoh. Laju pertumbuhan ikan mas dan nila masing-masing adalah 2,4–4,3 dan 2,0–6,3 g/hari dengan FCR 1,73. Produktivitas KJA SMART 5,3 kali dari bobot total benih yang ditebar.