Muhammad Al Farabi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONTROVERSI EKSISTENSI FASHL DI ANTARA KOMPONEN IDHAFAH Muhammad Al Farabi
Al Burhan: Jurnal Kajian Ilmu dan Pengembangan Budaya Al-Qur'an Vol. 20 No. 1 (2020): Al Burhan: Kajian Ilmu dan Pengembangan Budaya Al-Qur’an
Publisher : LP2M Universitas PTIQ Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The conclusion of this research is that the existence of fashl (separator) between mudhaf and mudhaf ilaîh contained in the qiraah of Ibn 'Âmir is a way that is accommodated by one of the Arabic syntactic opinions. Specifically, because mudhâf and mudhâf ilaîh are manzilah syaî´ wâhid (one unit), the presence of fashl between the two is not allowed. However, the qiraah of Ibn ʻmir asy-Syâmî narrated fashl between mudhaf and mudhaf ilaîh where the transmission is valid and has the argument that fashl between mudhaf and mudhaf ilaîh can in fact be found in the kalam of the Arabs
Membangun Masyarakat Harmonis Melalui Pendekatan Wahdatul Ulum dan Ukhuwah Islamiyyah: Membangun Masyarakat Harmonis Melalui Pendekatan Wahdatul Ulum dan Ukhuwah Islamiyyah Hairun Nisa; Muhammad Al Farabi
KHULUQ: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 1 No. 1 (2025)
Publisher : Nurul Yaqin Annaba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas penerapan konsep Wahdatul Ulum yakni kesatuan antara ilmu agama dan ilmu umum dalam kehidupan masyarakat. Dalam paradigma Islam, integrasi ilmu ini tidak hanya berlaku di dunia akademik, tetapi juga penting dalam membentuk masyarakat yang harmonis, beretika, dan berkontribusi. Penerapan Wahdatul Ulum menuntut penguatan nilai ukhuwah Islamiyyah melalui tahapan sosial-spiritual: ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), ta’awun (saling menolong), tafakul (saling memikirkan), dan itsar (mengutamakan orang lain). Penelitian ini juga menyoroti pentingnya memperluas silatul ukhuwah dalam berbagai dimensi, termasuk ukhuwah Islamiyyah, wathaniyyah, insaniyyah, dan imaniyyah, untuk membentuk masyarakat yang inklusif dan kolaboratif. Dengan ukhuwah yang hidup, masyarakat mampu menjadi entitas yang kontributif terhadap pembangunan sosial dan kemajuan peradaban Islam. Metode yang digunakan adalah kajian pustaka dan analisis tematik berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an serta pandangan ulama klasik dan kontemporer. Hasil kajian menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai Wahdatul Ulum dalam masyarakat dapat menjadi solusi atas tantangan disintegrasi sosial di era modern.