Dikia Baruda merupakan salah satu kesenian yang benafaskan Islam yang saat ini masih digunakan oleh masyarakat sebagai media dalam ritual manyaratuih hari di Jorong Baruh Bukit Nagari Andaleh Baruh Bukit, Kecamatan Sungayang, Kabupaten Tanah Datar. Penampilan berupa lantunan dzikir dengan alat musik pengiringnya yaitu Rabano. Di Nagari Andaleh Baruh Bukit ini ritual manyaratuih hari merupakan ritual untuk memperingati hari keseratus setelah wafatnya almarhum. Kegiatan ini biasanya dilaksankan di rumah orang tua atau saudara almarhum dengan mempertunjukkan Dikia Baruda, yang bagi masyarakat setempat disebut dengan badikia. Kesenian ini dimainkan oleh laki-laki dan perempuan. Sekarang ini kesenian Dikia Baruda sudah jarang di gunakan dalam ritual manyaratuih hari karena kepercayaan masyarakat, dari jumlah pemain dan akibat perkembangan zaman.