Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dampak kehilangan figur ayah (fatherless) terhadap tingkat kepercayaan diri (self-confidence) wanita dewasa awal. Kehilangan figur ayah, baik akibat perceraian, kematian, maupun ketidakhadiran emosional, seringkali memberikan dampak signifikan pada perkembangan emosional dan psikologis anak, termasuk pembentukan kepercayaan diri di masa dewasa. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan metode wawancara mendalam terhadap beberapa partisipan wanita dewasa awal yang mengalami kondisi tersebut.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehilangan ayah dapat menyebabkan perasaan kesepian, kecemasan, ketidakpercayaan diri, dan kesulitan dalam pengambilan keputusan serta membangun hubungan interpersonal. Namun, banyak partisipan menunjukkan ketahanan emosional dengan mengembangkan pola pikir mandiri sebagai mekanisme adaptasi. Dukungan dari figur lain, seperti ibu, saudara, dan teman dekat, berperan penting dalam membangun kembali rasa percaya diri dan memberikan arahan dalam menghadapi tantangan hidup. Selain itu, keterlibatan dalam aktivitas positif, seperti pendidikan, pekerjaan, dan kegiatan sosial, terbukti membantu meningkatkan keyakinan diri partisipan.Penelitian ini menekankan pentingnya dukungan lingkungan dalam mempercepat proses pemulihan emosional dan membangun kembali kepercayaan diri pada individu yang kehilangan figur ayah sejak dini. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi orang tua, pendidik, dan praktisi untuk merancang intervensi yang mendukung penguatan identitas diri dan kepercayaan diri pada wanita dewasa awal. Selain itu, penelitian ini membuka ruang untuk studi lebih lanjut mengenai peran figur ayah dalam pembentukan identitas diri dan cara membantu individu mengatasi dampak psikologis dari kehilangan figur ayah.