Febrian, Lounardy
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN NILAI KUAT GESER TANAH DENGAN KETEBALAN PEMADATAN 20 CM DAN 40 CM Putra Setiawan, Andhika; Susilo, Alfred Jonathan; Febrian, Lounardy
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 4, November 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i4.30819

Abstract

Soil compaction is one of the methods used to improve soil quality, such as increasing shear strength and load-bearing capacity, reducing compressibility and permeability of soil, and minimizing volume changes due to variations in moisture content. Soil compaction requires soil lift thickness according to standards, typically around 100-200 mm. If compaction is done with an inappropriate soil lift thickness, the effectiveness of the compaction may be compromised. Testing results show that compaction with a 20 cm layer of soil yields cohesive value of 0.7 kg/cm2 and shear angle values of a 23.2°, with a shear strength value of 72.57 kPa Compaction with a 40 cm layer of soil yields cohesive value of 0.36 kg/cm2 and shear angle values of 22.6°, with a shear strength value of 39.21 kPa. Comparing the results from these two different thicknesses shows that compaction at 40 cm results in significantly reduced values compared to the 20 cm thickness. Therefore, it is crucial to ensure proper thickness during field compaction to avoid compromising the structure being built. Abstrak Pemadatan tanah merupakan salah satu metode peningkatan kualitas tanah, seperti kenaikan kuat geser dan kapasitas menahan beban, pengurangan kompresibilitas dan permeabilitas tanah, dan mengurangi perubahan volume akibat perubahan kadar air. Pemadatan tanah memiliki ketebalan lapisan tanah yang sesuai standar yaitu sekitar 100-200 mm. Jika dilakukan pemadatan dengan ketebalan yang tidak sesuai maka hasil pemadatan menjadi kurang efektif. Hasil pengujian pemadatan dengan ketebalan lapisan tanah 20 cm menghasilkan nilai kohesi sebesar 0,7 kg/cm2 dan sudut geser sebesar 23,2°, dengan nilai kuat geser sebesar 72,57 kPa. Pemadatan dengan ketebalan lapisan tanah 40 cm mendapatkan nilai kohesi sebesar 0,36 kg/cm2 dan sudut geser dalam sebesar 22,6°, dengan nilai kuat geser sebesar 39,21 kPa. Dari hasil yang didapatkan dari 2 jenis ketebalan tanah yang berbeda dapat dilihat bahwa pemadatan pada 40 cm menghasilkan nilai yang cukup menurun dibanding ketebalan 20 cm. Sehingga pemadatan yang dilakukan pada ketebalan yang 40 cm kurang efektif, dan perlu diperhatikan pada saat pemadatan dilakukan di lapangan agar tidak membahayakan struktur yang dibangun.
ANALISIS PERUBAHAN KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG DAN PASIR AKIBAT PENAMBAHAN FLY ASH TIPE C Febrian, Lounardy; Susilo, Alfred Jonathan; Setiawan, Andhika Putra
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 7, Nomor 4, November 2024
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v7i4.30820

Abstract

The characteristics of the underlying soil greatly influence the stability of building foundations. Clay and sandy soils are commonly used in civil construction, each with drawbacks. This study aims to enhance the shear strength of clay and sandy soils by adding Type C fly ash. Clay soil samples were taken from Cengkareng, West Jakarta, fly ash from steam power plant Paiton, Central Java, and sandy soil from Garut, West Java. Testing included index properties, atterberg limits, grain size analysis, compaction, triaxial, and direct shear. The results indicate that adding Type C fly ash can significantly increase sandy soil's shear angle and cohesion. In contrast, adding fly ash in clay soil tends to reduce the shear angle but increase cohesion. Assuming an everyday stress of 10 kg/cm², the shear strength of sandy soil increased by 11,91 % with a 20% Type C fly ash mixture, whereas the shear strength of clay soil decreased by 43,00 % with a 20% Type C fly ash mixture. The conclusion from this study indicates that Type C fly ash is more effective when used in sandy soil to enhance shear strength, and further research is needed to determine the optimal fly ash content for various soil conditions. Abstrak Stabilitas pondasi bangunan sangat dipengaruhi oleh karakteristik tanah di bawahnya. Dalam konstruksi sipil, tanah lempung dan pasir sering digunakan, namun keduanya memiliki kelemahan masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kuat geser tanah lempung dan pasir melalui penambahan fly ash tipe C. Sampel tanah lempung diambil dari Cengkareng, Jakarta Barat, fly ash dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Paiton, Jawa Tengah, dan tanah pasir dari Garut, Jawa Barat. Pengujian meliputi index properties, atterberg limit, grain size analysis, kompaksi, triaxial, dan direct shear. Hasil menunjukkan bahwa penambahan fly ash tipe C dapat meningkatkan sudut geser dan kohesi tanah pasir secara signifikan, sedangkan pada tanah lempung, penambahan fly ash cenderung mengurangi sudut geser namun meningkatkan kohesi. Dengan asumsi tegangan normal 10 kg/cm², kuat geser tanah pasir meningkat sebesar 11,91 % pada campuran fly ash tipe C 20%, sedangkan kuat geser tanah lempung menurun sebanyak 43,00 % pada campuran fly ash tipe C 20%. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa fly ash tipe C lebih efektif digunakan pada tanah pasir untuk meningkatkan kuat geser, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan kadar fly ash yang optimal pada berbagai kondisi tanah.