Ulat api merupakan salah satu hama utama kelapa sawit yang menyebabkan kerusakan berat pada pelepah daun. Aplikasi insektisida kimiawi sintetis secara intensif dalam pengendalian menimbulkan berbagai masalah seperti resistensi, resurjensi hama dan kerusakan lingkungan. Penggunaan cendawan entomopatogen merupakan alternatif pengendalian dalam mengatasi masalah tersebut. Kejadian alami infeksi cendawan entomopatogen Metarhizium (Nomuraea) rileyi (Farlow) Samson (Hypocreales: Clavicpitaceae) pada larva Darna (Ploneta) diducta (Lepidoptera: Limacodidae) di perkebunan kelapa sawit diamati di daerah Pamona Timur, Kabupaten Poso Sulawesi Tengah pada periode Agustus 2015. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji cendawan entomopatogen M. rileyi yang menginfeksi larva D. diducta di Poso. Penelitian dilakukan dengan menjelajahi areal tanaman kelapa sawit di beberapa desa Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh larva D. diducta pada setiap pelepah daun kelapa sawit ditemukan telah terinfeksi cendawan M. rileyi. Kejadian infeksi M. rileyi secara alami pada D. diducta mencapai 100%. Kerusakan tanaman akibat D. diducta dalam kategori ringan. Survei juga mengungkapkan bahwa seluruh bagian tubuh larva D. diducta ditumbuhi miselium M. rileyi yang berwarna putih. Hasil tersebut menjelaskan bahwa cendawan entomopatogen M. rileyi dapat digunakan sebagai alternatif pengendalian ulat api secara hayati untuk menjaga keseimbangan ekosistem