Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan membandingkan pengaruh latihan fisik terstruktur dan non-terstruktur terhadap kesehatan mental mahasiswa. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus fenomenologis, penelitian ini melibatkan 20 mahasiswa yang aktif mengikuti program latihan fisik, baik terstruktur maupun non-terstruktur, selama minimal 6 bulan terakhir. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terfokus (FGD), kemudian dianalisis menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kedua jenis latihan fisik memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental mahasiswa, namun melalui mekanisme yang berbeda. Latihan fisik terstruktur membantu dalam pengembangan disiplin, pencapaian target, dan memberikan dukungan sosial yang kuat, yang berkontribusi pada pengelolaan stres jangka panjang. Sementara itu, latihan non-terstruktur menawarkan fleksibilitas dan kenyamanan, yang memberikan mahasiswa kebebasan untuk menyesuaikan aktivitas fisik dengan suasana hati dan kebutuhan mental mereka saat itu. Dukungan sosial dari keduanya juga ditemukan sebagai faktor penting yang mempengaruhi kesehatan mental. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kombinasi latihan fisik terstruktur dan non-terstruktur dapat memberikan pendekatan yang lebih holistik untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa. Rekomendasi untuk universitas adalah menyediakan fasilitas dan program latihan yang dapat mengakomodasi kedua jenis latihan ini, sehingga mahasiswa dapat memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.