Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGEMBANGAN PROGRAM REHABILITASI BAGI PENDERITA PENYAKIT KRONIS: FISIOTERAPI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN RS KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT Pandelima, Maksum; Ana Anggraini, Novita; Wardani, Ratna
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 2 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i2.709-718

Abstract

Penderita penyakit kronis sering menghadapi tantangan dalam mengelola pola makan, aktivitas fisik, dan pemantauan kondisi medis seperti kadar gula darah. Burnout telah ditemukan sebagai prediktor yang signifikan terhadap gejala kesehatan mental, seperti peningkatan kecemasan dan depresi. Burnout adalah masalah yang umum terjadi di berbagai profesi, dengan prevalensi berkisar antara 0% hingga 80,5% di kalangan dokter. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi burnout pada pekerja honorer di Rumah Sakit Angkatan Darat: peran stress kerja sebagai variabel mediasi pada pekerja honorer di Rumah Sakit Angkatan Darat. Pengembangan MIE ini menggunakan model ADDIE yang merupakan singkatan dari Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation. Model ini dipilih karena model ADDIE sering digunakan karena tahapan model ADDIE menggambarkan pendekatan sistematis untuk pengembangan instruksional. Metode yang digunakan adalah metode Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS versi 3.0 Partial Least Square (PLS). Hasil menunjukkan bahwa intervensi yang melibatkan fisioterapi dan pendekatan holistik berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup penderita penyakit kronis. Kegiatan sebelumnya mengonfirmasi bahwa fisioterapi dapat membantu mengurangi nyeri, meningkatkan mobilitas, dan memperbaiki kualitas tidur penderita osteoarthritis, diabetes, dan penyakit ginjal kronik. Selain itu, dukungan psikososial, seperti dukungan keluarga, terbukti meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kondisi seperti lupus dan depresi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menegaskan bahwa pendekatan berbasis model ADDIE yang terintegrasi dan berkelanjutan, ditambah intervensi fisioterapi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, dapat menjadi bagian penting dalam pengelolaan penyakit kronis. Upaya kolaboratif antara profesional kesehatan, keluarga, dan pasien diperlukan untuk mencapai keberhasilan jangka panjang dalam rehabilitasi penyakit kronis.
PENGEMBANGAN PROGRAM REHABILITASI BAGI PENDERITA PENYAKIT KRONIS: FISIOTERAPI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN RS KARTIKA HUSADA KABUPATEN KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT Pandelima, Maksum; Ana Anggraini, Novita; Wardani, Ratna
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8, No 2 (2025): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v8i2.709-718

Abstract

Penderita penyakit kronis sering menghadapi tantangan dalam mengelola pola makan, aktivitas fisik, dan pemantauan kondisi medis seperti kadar gula darah. Burnout telah ditemukan sebagai prediktor yang signifikan terhadap gejala kesehatan mental, seperti peningkatan kecemasan dan depresi. Burnout adalah masalah yang umum terjadi di berbagai profesi, dengan prevalensi berkisar antara 0% hingga 80,5% di kalangan dokter. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi burnout pada pekerja honorer di Rumah Sakit Angkatan Darat: peran stress kerja sebagai variabel mediasi pada pekerja honorer di Rumah Sakit Angkatan Darat. Pengembangan MIE ini menggunakan model ADDIE yang merupakan singkatan dari Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation. Model ini dipilih karena model ADDIE sering digunakan karena tahapan model ADDIE menggambarkan pendekatan sistematis untuk pengembangan instruksional. Metode yang digunakan adalah metode Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS versi 3.0 Partial Least Square (PLS). Hasil menunjukkan bahwa intervensi yang melibatkan fisioterapi dan pendekatan holistik berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup penderita penyakit kronis. Kegiatan sebelumnya mengonfirmasi bahwa fisioterapi dapat membantu mengurangi nyeri, meningkatkan mobilitas, dan memperbaiki kualitas tidur penderita osteoarthritis, diabetes, dan penyakit ginjal kronik. Selain itu, dukungan psikososial, seperti dukungan keluarga, terbukti meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kondisi seperti lupus dan depresi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menegaskan bahwa pendekatan berbasis model ADDIE yang terintegrasi dan berkelanjutan, ditambah intervensi fisioterapi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, dapat menjadi bagian penting dalam pengelolaan penyakit kronis. Upaya kolaboratif antara profesional kesehatan, keluarga, dan pasien diperlukan untuk mencapai keberhasilan jangka panjang dalam rehabilitasi penyakit kronis.
Pedunculated Osteochondroma of the Right Foot Following Traumatic Injury: A Rare Case Report Al Hakim, Muhammad Fariz; Pandelima, Maksum
Jurnal Health Sains Vol. 6 No. 11 (2025): Journal Health Sains
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jhs.v6i11.2779

Abstract

Osteochondromas are the most common benign bone tumors, accounting for 20-50% of all benign osseous neoplasms. However, osteochondromas involving the foot and ankle are rare, representing only 3-10% of all cases. The relationship between trauma and osteochondroma development remains a subject of clinical interest. A 37-year-old female presented with three-month history of progressive right foot pain following a traumatic fall down stairs. Examination revealed a 5cm × 5cm × 2cm firm, non-mobile mass on the lateral foot with restricted ankle motion. The mass had enlarged from 2cm × 2cm to 4cm × 4cm over three months. Pedunculated osteochondroma was diagnosed clinically and radiologically. Complete surgical excision was performed using osteoclasis technique. Histopathology confirmed benign osteochondroma with uneventful post-operative recovery. The temporal relationship between the traumatic fall and subsequent identification of the osteochondroma raises important questions about whether trauma triggered secondary osteochondroma development or simply brought attention to a pre-existing asymptomatic lesion. Post-traumatic osteochondromas are thought to arise from displacement of growth plate cartilage fragments through the cortex, though the exact mechanism remains incompletely understood. The progressive enlargement over three months in a skeletally mature adult was potentially concerning for malignant transformation; however, the clinical presentation and benign histopathological diagnosis confirmed a benign lesion. Plain radiography demonstrating cortical and medullary continuity with the parent bone remains the primary diagnostic modality, with cross-sectional imaging reserved for cases with atypical features or concern for malignancy. Osteochondroma should be considered in the differential diagnosis of post-traumatic foot masses presenting with hard swelling and restricted motion. Complete surgical excision achieves excellent outcomes with low recurrence rates. Timely diagnosis through appropriate imaging and multidisciplinary collaboration are crucial for optimal management.