Penderita penyakit kronis sering menghadapi tantangan dalam mengelola pola makan, aktivitas fisik, dan pemantauan kondisi medis seperti kadar gula darah. Burnout telah ditemukan sebagai prediktor yang signifikan terhadap gejala kesehatan mental, seperti peningkatan kecemasan dan depresi. Burnout adalah masalah yang umum terjadi di berbagai profesi, dengan prevalensi berkisar antara 0% hingga 80,5% di kalangan dokter. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi burnout pada pekerja honorer di Rumah Sakit Angkatan Darat: peran stress kerja sebagai variabel mediasi pada pekerja honorer di Rumah Sakit Angkatan Darat. Pengembangan MIE ini menggunakan model ADDIE yang merupakan singkatan dari Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation. Model ini dipilih karena model ADDIE sering digunakan karena tahapan model ADDIE menggambarkan pendekatan sistematis untuk pengembangan instruksional. Metode yang digunakan adalah metode Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS versi 3.0 Partial Least Square (PLS). Hasil menunjukkan bahwa intervensi yang melibatkan fisioterapi dan pendekatan holistik berdampak signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup penderita penyakit kronis. Kegiatan sebelumnya mengonfirmasi bahwa fisioterapi dapat membantu mengurangi nyeri, meningkatkan mobilitas, dan memperbaiki kualitas tidur penderita osteoarthritis, diabetes, dan penyakit ginjal kronik. Selain itu, dukungan psikososial, seperti dukungan keluarga, terbukti meningkatkan kualitas hidup pasien dengan kondisi seperti lupus dan depresi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menegaskan bahwa pendekatan berbasis model ADDIE yang terintegrasi dan berkelanjutan, ditambah intervensi fisioterapi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, dapat menjadi bagian penting dalam pengelolaan penyakit kronis. Upaya kolaboratif antara profesional kesehatan, keluarga, dan pasien diperlukan untuk mencapai keberhasilan jangka panjang dalam rehabilitasi penyakit kronis.