Mun'im, Muhtadi Abdul
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RIBA DAN BUNGA DALAM "PERMAINAN BAHASA" WITTGENSTEIN Mun'im, Muhtadi Abdul
El-Waroqoh : Jurnal Ushuluddin dan Filsafat Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28944/el-waroqoh.v7i1.1479

Abstract

Artikel ini akan mengkaji tentang perdebatan mengenai kesamaan atau perbedaan antara bunga bank dan riba yang telah menghiasi wacana pemikiran Islam. Biasanya, perdebatan tersebut berujung pada masalah hukum fiqh, antara halal atau haram. Hal yang mungkin luput dari perhatian banyak orang adalah konteks penggunaan kata riba dan bunga bisa berbeda-beda. Konsekuensi dari konteks penggunaan bahasa yang berbeda akan menyebabkan makna yang berbeda pula. Masalah inilah yang kemudian akan penulis cermati dengan menggunakan analisa language gamesyang diletakkan dalam konteks agama dan ekonomi. Tujuan tulisan ini adalah untuk menemukan tentang adanya interkoneksitas yang bisa saling mempengaruhi makna bahasa di luar konteks penggunaannya, terutama berkaitan dengan makna literal, semantik dan substansial. Untuk mencapai tujuan tersebut, tulisan ini akan dimulai dengan pembahasan mengenai “permainan bahasa” yang dimaksudkan Wittgenstein, sehingga bisa diterapkan sebagai alat bedah filsafat bahasa dalam menganalisa kata riba dan bunga. Bagian berikutnya akan dibahas kata riba dan bunga dalam konteks agama dan ekonomi secara terpisah. Adapun hasil dari artikel ini adalah bahwa Riba dan bunga dalam ekonomi Islam dianggap bermakna sama. Hal tersebut terjadi karena dalam ekonomi Islam, tidak ada pemisahan antara konteks agama dan konteks ekonomi. Dalam kehidupan Muslim, seringkali terjadi intervensi antar konteks dan antar aturan permainan. Hal ini berarti, ada keterkaitan lintas konteks yang bisa saling mempengaruhi makna bahasa. Hal ini lebih dari sekedar apa yang telah disampaikan dalam teori ‘permainan bahasa’ Wittgenstein. Tampaknya, riba dan bunga bisa digunakan pula sebagai teknik pemasaran untuk mempromosikan produk-produk perbankan syariah “tanpa riba atau tanpa bunga”, seperti halnya banyak produk makanan yang dipromosikan dengan slogan “sugar free”, tanpa bahan pengawet dan semacamnya. Padahal, makna substansial riba melebihi dari sekedar larangan mempraktekkannya, tapi justru mendorong Muslim untuk berbuat lebih dari sekedar menghindarinya, yaitu mewujudkan keadilan, kesejahteraan, pemerataan dan kebahagiaan dunia-akhirat. Jika demikian, mungkin sekarang ini, slogan bebas riba dan bunga tampaknya masih dalam tataran permainan bahasa marketing, baik itu sifatnya keagamaan atau maksud-maksud ekonomi lainnya. 
SEJARAH LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA Ghassany, Haidar Rifqi; Mun'im, Muhtadi Abdul
TARBIYA ISLAMIA : Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 15 No. 2 (2025): TARBIYA ISLAMIA
Publisher : Islamic Education Department, Islamic University of Majapahit (Universitas Islam Majapahit) Mojokerto, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36815/tarbiya.v15i2.3592

Abstract

The rapid development of Islam in Indonesia since its inception until now cannot be separated from the role of Islamic Religious Education institutions. If you look at the beginning of the entry of Islam into Indonesia in the 13th century through trade and da'wah of merchants from the Middle East and Gujarat, Islamic educational institutions have undergone several changes in name or form. Consequences of changes in social conditions and the development of science and technology starting from Islamic education still uses the Hindu education pattern, the establishment of educational institutions based on Islamic technology today. Among the classical Islamic educational institutions that still exist to now including Surau, Dayah, Islamic Boarding School, meunasah, Madrasah, and others. Exist several Islamic educational institutions that are no longer found, there are several still standing but experiencing a decline in function that managed to survive by adapting to the guidance of the era. One of the institutions of classical Islamic education is able to develop in accordance with The development of the times is a boarding school. This is evidenced by the existence of Islamic boarding schools with a variety of special sciences that are integrated with Islamic educational values.